Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENGETAHUAN HIV/AIDS : SEJARAH PERKEMBANGAN HIV/AIDS DARI MASA KE MASA

SEJARAH PERKEMBANGAN HIV/AIDS DARI MASA KE MASA


SEJARAH 1993

beberapa Odha sudah mempunyai resistansi terhadap obat antiretroviral (ARV) AZT, walau mereka sendiri belum pernah memakai ARV tersebut. 

Diperkirakan mereka tertular oleh orang yang memakai AZT dan mulai menulari virus yang resistan.

CDC AS meluaskan definisi AIDS AS untuk mencakup infeksi oportunistik lain, serta juga jumlah CD4 di bawah 200. 

WHO tidak menyetujui definisi berdasarkan jumlah CD4.

Pada Januari, penari balet Rusia, Rudolf Nureyev, meninggal dunia karena AIDS. 

Pada Februari, petenis Arthur Ashe juga meninggal dunia, kurang dari setahun setelah pengumuman bahwa ia terinfeksi HIV.

Cina melaporkan seribu kasus infeksi HIV, terutama di antara pengguna obat-obatan yang dilarang, tetapi dianggap secara luas bahwa angka ini sangat meremehkan skala epidemi HIV di Cina. 

Pemerintah Cina mengumumkan bahwa hanya pusat donor darah yang disetujui oleh pemerintah boleh mengambil dan menjual darah.

Pada Maret, Kongres AS secara hampir bulat memutuskan untuk tetap melarang Odha masuk ke AS. 

Di Afrika Selatan, Departemen Kesehatan melaporkan bahwa jumlah infeksi HIV di negara tersebut meningkat 60% pada dua tahun sebelumnya, dan diperkirakan akan meningkat lagi dua kali lipat pada 1993. 

Sebuah survei terhadap perempuan yang mengunjungi klinik kesehatan menunjukkan bahwa jumlah warga Afrika Selatan yang terinfeksi HIV sudah menjadi kurang lebih 322.000.

World Bank meninjau kembali kegiatannya terhadap AIDS di Afrika, dan memutuskan bahwa AIDS tidak boleh mendominasi programnya mengenai populasi, kesehatan dan gizi. World Bank menganggap bahwa akan ada hanya sedikit dampak demografi oleh AIDS, tetapi mengaku bahwa AIDS adalah ancaman yang serius pada perkembangan kesehatan dan ekonomi. 

World Bank juga menganggap bahwa skrining darah membutuhkan biaya tinggi, dan mungkin tidak hemat biaya pada semua keadaan.

Konferensi AIDS Internasional kesembilan dilakukan di Berlin, Jerman, tanpa tema. 

Kebanyakan peserta menganggap konferensi mengecewakan. Namun walau ada perdebatan terus-menerus mengenai keberhasilan AZT untuk menunda gejala AIDS, hasil awal dari uji coba terhadap dua golongan ARV baru protease inhibitor dan non nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTI) menunjukkan harapan.

Sebuah penelitian besar yang dilakukan di Eropa, yang disebut Concorde, menemukan bahwa AZT ternyata bukan terapi yang bermanfaat untuk Odha yang belum mengembangkan gejala.

Tema Hari AIDS Sedunia 1993 adalah “Waktunya Untuk Bertindak! (Time to Act)”. 

Pada hari itu, Benetton bekerja sama dengan ACT UP Paris memempatkan K0nd0m raksasa (22m tinggi dan 3,5m lebar) pada monumen di Place de la Concorde di Paris, Prancis dalam upaya membangkit kepedulian dunia terhadap AIDS.

Pada akhir 1993, diperkirakan jumlah infeksi HIV di dunia mencapai lebih dari 14 juta, termasuk lebih dari 2,5 juta kasus AIDS. 

Di Indonesia, dilaporkan 137 kasus infeksi HIV plus 51 orang dengan AIDS.

SEJARAH 1994

Derek Jarman, seorang sutradara film, dan Randy Shilts, penulis buku berjudul “And the band played on”, meninggal dunia karena AIDS. 

Aktor Tom Hanks memenangkan piala Oscar untuk perannya sebagai seorang pria 64Y dengan AIDS dalam film Philadelphia.

Sebuah penelitian besar terhadap penularan HIV dari ibu ke bayi (MTCT) di Eropa menunjukkan bahwa melahirkan dengan bedah sesar menurangi MTCT 50%.

Thailand mengurangi angka penularan HIV, terutama akibat tindakan oleh pemerintah untuk menyebarkan k0nd0m pada rumah terlarang, dan menegaskan penggunaannya; tempat yang tidak menaati diancam ditutup. 

Penggunaan k0nd0m pada hubungan 53ks komersial meningkat dari 14% pada 1989 menjadi 94% pada 1993.

Pada akhir Juli, Economic and Social Council (ESOC) PBB menyetujui didirikannya Program PBB Bersama mengenai HIV/AIDS untuk mengganti Global Program on AIDS (GPA) WHO. 

Pada awal, UNDP, World Bank, UNFPA, UNICEF, WHO dan UNESCO akan menjadi penyokong bersama pada program yang akan mulai pada 1996 dengan nama UNAIDS. 

Pada akhir tahun diumumkan bahwa UNAIDS akan dipimpin oleh Dr. Peter Piot, kepala program riset dan intervensi GPA WHO.

Pada Juli, WHO memperkirakan jumlah kasus AIDS di dunia meningkat 60%, pada tahun terakhir dari 2,5 juta pada Juli 1993 menjadi 4 juta. 

WHO juga meramalkan bahwa jumlah kasus di antara perempuan akan sama dengan jumlah di antara laki-laki pada 2000.

Sebuah penelitian, ACTG 076, menunjukkan bahwa AZT mengurangi dua pertiga risiko penularan HIV dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya.

Pada Agustus, Konferensi AIDS Internasional kesepuluh dilakukan di Yokohama, Jepang, pertama kali dilakukan di Asia, dengan tema “Tantangan global AIDS: Bersama untuk masa depan (The Global Challenge of AIDS: Together for the future).” Tidak muncul terobosan baru, dan diumumkan bahwa untuk selanjutnya konferensi AIDS internasional akan dilakukan setiap dua tahun, bukan setiap tahun seperti semula.

Diperkirakan bahwa 1,6 juta warga India terinfeksi HIV, meningkat 60% sejak 1993.

Pada akhir tahun ini di Indonesia, secara kumulatif sudah dilaporkan 275 infeksi HIV, dengan 67 di antaranya AIDS. 100 di antaranya adalah WNA. 203 adalah laki-laki, 68 perempuan, 4 tidak diketahui. 

Jalur penularan: 69 h0m053ks, 160 h3tero53ks, 2 IDU, 2 transfusi darah, 2 h3m0f1lia dan 40 tidak diketahui.

Tema Hari AIDS Sedunia 1994 adalah “AIDS & Keluarga (AIDS and the Family).

SEJARAH 1995

Satu juta kasus AIDS di seluruh dunia sudah dilaporkan pada WHO. 

Diperkirakan 18 juta orang dewasa dan 1,5 juta anak terinfeksi HIV sejak awal epidemi.

AIDS menjadi penyebab utama kematian di antara warga AS yang berusia antara 25-44 tahun.

Pada Maret, Konferensi Internasional untuk Odha ketujuh dilakukan di Cape Town, Afrika Selatan, pertama kali konferensi ini dilakukan di Afrika. 

Pada saat itu, diumumkan bahwa 850.000 warga Afrika Selatan 2,1% populasi negara tersebut diperkirakan terinfeksi HIV, termasuk 8% ibu hamil.

Konferensi disambut oleh Dr Peter Piot, Direktur program UNAIDS yang baru didirikan. 

Beliau menegaskan komitmen untuk melibatkan Odha dalam perencanaan, membentuk dan menuntun tanggapan global pada epidemi.

Hingga Mei, 49 orang tercatat meninggal karena AIDS di Indonesia.

Yayasan Pelita Ilmu di Indonesia (YPI) membuka Sanggar Kerja, yaitu tempat persinggahan (shelter) untuk Odha di Kebon Baru, Jakarta, dengan dukungan oleh Ford Foundation. 

Program Buddies (pendamping Odha) juga dimulai.

Pada September 1995, dua uji coba klinis, yaitu Delta dan ACTG175, menunjukkan bahwa perpaduan AZT dengan ddI dan ddC dalam pengobatan lebih efektif dibandingkan AZT sendiri untuk menunda perkembangan penyakit dan memperpanjang usia.

Spiritia didirikan oleh Suzana Murni sebagai organisasi yang mandiri pada November. 

Tema Hari AIDS Sedunia 1995 adalah “Hak Bersama, Tanggung jawab Bersama (Shared Rights, Shared Responsibilities).

Pada hari itu, Nelson Mandela mendesak semua warga Afrika Selatan agar “membicarakan secara terbuka terhadap stigma, saling menuduh, aib, dan penyangkalan yang sampai saat ini dihubungkan dengan epidemi ini.

FDA menyetujui penggunaan saquinavir, obat pertama dari golongan ARV baru, yaitu protease inhibitor. 

FDA juga menyetujui penggunaan 3TC dalam kombinasi dengan AZT, dan menjelang akhir tahun saquinavir telah disetujui untuk dipakai dalam kombinasi dengan golongan ARV analog nukleosida.

Program AIDS sedunia (GPA) WHO ditutup pada akhir 1995 sesuai rencana, dan Protease inhibitor diganti pada tingkat internasional oleh UNAIDS. 

Pada akhir tahun ini di Indonesia, secara kumulatif sudah dilaporkan 364 infeksi HIV, dengan 87 di antaranya AIDS.

SEJARAH 1996

Joint United Nations Programme on AIDS (UNAIDS) mulai beroperasi pada Januari 1996. 

UNAIDS dirancang untuk memadukan dan mengganti usaha AIDS yang sebelumnya dikelola oleh WHO GPA, UNICEF, UNFPA, UNESCO, UNDP dan Bank Dunia.

Magic Johnson kembali aktif menjadi pemain bola basket profesional. Hanya satu bulan kemudian petinju kelas berat, Tommy Morrison, diungkapkan HIV-positif setelah dites sebelum bertarung, dan sebagai akibatnya ia dilarang untuk bertarung di seluruh dunia.

Pada Mei, FDA AS menyetujui tes HIV pertama yang dapat dilakukan oleh yang bersangkutan sendiri di rumah. 

Contoh darah tetap harus dikirim ke laboratorium tertentu untuk tes, tetapi hasilnya disampaikan melalui telepon.

Sementara di Cina, diperkirakan jumlah kasus AIDS yang benar dapat setinggi 100.000. 

Dua pertiga kasus AIDS dilaporkan dari provinsi Yunnan di provinsi itu penggunaan Obat-obat yang dilarang secara bergantian membantu penyebaran HIV.

International AIDS Candlelight Memorial diselenggarakan di 31 kota di Indonesia sebagai Malam Renungan AIDS Nusantara, dengan tema “Bersama Membangun Harapan,” dikoordinasikan oleh Grup Koodinasi Nasional Mobilisasi AIDS Nusantara (GKNMAN). 

Menurut harian Kompas, “diiringi lagu ‘Lilin-lilin Kecil’ yang dinyanyikan sendiri oleh penciptanya, James F Sundah, sekitar seribu lilin di tangan para hadirin menyala menerangi Plaza Taman Ismail Marzuki, Jakarta.”

Pada Juni, FDA menyetujui nevirapine, ARV pertama dalam golongan NNRTI. 

Pengembangan pengobatan lain adalah tes viral load yang memberikan informasi tentang risiko perkembangan penyakit.

Waktu konferensi AIDS internasional di Vancouver, Kanada, dilaksanakan dengan tema “Satu Dunia Satu Harapan (One World One Hope)”, mulai diketahui bahwa terapi Bentuk molekul nevirapine

kombinasi tiga obat, yaitu tiga obat yang dipakai bersama, kemungkinan lebih efektif daripada terapi dua obat. Tiga obat lebih mungkin menekan virus, untuk mencegah virus menggandakan dirinya sehingga mencegah pengembangan resistansi terhadap obat. 

Ini adalah masa rasa optimisme besar berkenaan dengan pengobatan terhadap infeksi HIV dan AIDS, tetapi masih ada sejumlah faktor dan kesulitan yang tidak diketahui. 

Hal ini mencakup pertanyaan berapa lama efek obat tersebut akan bertahan, efek samping obat, dan jika beberapa obat dipakai bersama, regimen rumit yang harus diikuti.

Selain itu, kombinasi ARV tersebut sangat mahal sampai 20.000 dolar AS per tahun, sehingga aktivis dari negara berkembang mengganti tema konferensi menjadi “Dunia Ketiga Tanpa Harapan (Third World No Hope).”

Hospice AIDS pertama yang didirikan di San Francisco, AS, ditutup karena jumlah orang yang meninggal dunia karena AIDS menurun di AS sebagai akibat dari pengobatan baru. 

Dr David Ho dari Aaron Diamond di AS beranggapan bahwa, bila seseorang diberi terapi antiretroviral (ART) dalam beberapa minggu pertama sejak terinfeksi, mungkin HIV dapat diberantas dari tubuhnya dalam 2-3 tahun. 

Pendekatan ini disebut “hit hard, hit early (pukul kuat, pukul dini).

Pada akhir tahun UNAIDS melaporkan jumlah infeksi HIV baru menurun di banyak negara, sebagai akibat dari perilaku seks yang lebih aman, walaupun laju infeksi di seluruh dunia terus melonjak. 

Diperkirakan 3 juta orang terinfeksi selama 1996, kebanyakan berusia di bawah 25 tahun, dengan total infeksi secara kumulatif hampir 23 juta jiwa yang masih hidup dengan HIV. 

Tambahannya, diperkirakan 6,4 juta orang – 5 juta orang dewasa dan 1,4 juta anak sudah meninggal karena AIDS.

Tema Hari AIDS Sedunia 1996 adalah “Satu Dunia Satu Harapan (One World One Hope)”, sama seperti tema konferensi AIDS internasional.

Pada akhir tahun ini di Indonesia, secara kumulatif sudah dilaporkan 501 infeksi HIV, dengan 119 di antaranya AIDS.

SEJARAH 1997

Pada awal tahun ini menjadi jelas bahwa, walau sangat efektif untuk banyak orang, ARV mempunyai efek samping yang mengganggu dan dalam beberapa kasus dapat gawat. 

Virus juga dapat menjadi resistan terhadap obat, walau dipakai tiga jenis obat, dan kepatuhan adalah masalah yang penting dengan banyak pil yang harus dipakai setiap hari.

Meskipun begitu, kebanyakan orang di seluruh dunia sama sekali tidak terjangkau ARV pada 1997. 

Lagi pula, beberapa penelitian menunjukkan bahwa anggapan bahwa HIV dapat diberantas dari tubuh dalam 2-3 tahun adalah keliru, walaupun tiga jenis obat dipakai dengan kepatuhan 100%.

Pada Mei, Ditjen POM mengeluarkan surat resmi kepada Ditjen Bea Cukai yang menerangkan bahwa bila Bea Cukai mendapat kiriman ARV dari luar negeri yang ditujukan pada Pokdisus AIDS, obat tersebut dapat dikeluarkan tanpa harus diuji coba Ditjen POM.

Di AS, Presiden Clinton menetapkan target untuk AS menemukan vaksin AIDS dalam sepuluh tahun, agar hal ini dapat menjadi “kemenangan besar pertama” pada abad ke-21. 

Untuk membantu mencapai tujuan ini, Clinton mengumumkan bahwa akan didirikan pusat penelitian dan perkembangan vaksin HIV khusus oleh National Institutes of Health (NIH) AS.

Pada Juni, ARV yang berikut tersedia di Indonesia: AZT, ddI, ddC, 3TC, saquinavir dan ritonavir. Namun harganya tidak terjangkau untuk mayoritas Odha.

Pada Juli, CDC AS melaporkan bahwa kemungkinan pernah terjadi penularan HIV akibat ‘c1um4n mendalam’, walau faktor risiko lain tidak dapat disingkirkan. 

Pasangan laki-laki yang HIV-positif mempunyai luka di mulut dan gusi yang sering berdarah, sementara pasangan perempuannya juga mempunyai penyakit gusi dengan daerah yang randang dan luka dalam mulutnya.

Tema Hari AIDS Sedunia 1997 adalah “Anak-anak yang Hidup di Dunia dengan AIDS (Children Living in a World with AIDS)”

Pada akhir tahun, UNAIDS melaporkan bahwa epidemi HIV di seluruh dunia jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan sebelumnya. 

Perkiraan yang diperbaharui memberi kesan bahwa 30 juta orang hidup dengan HIV/AIDS dan 16.000 infeksi baru terjadi setiap hari.

Juga diperkirakan bahwa 2,3 juta orang meninggal dunia karena AIDS pada 1997 – peningkatan 50% dibandingkan 1996. 

Hampir separuh yang meninggal adalah perempuan, dan 460.000 di antaranya anak berusia di bawah 15 tahun. 

UNAIDS melaporkan bahwa dampak penuh kematian karena AIDS dianggap baru mulai dirasakan.

Pada akhir tahun ini di Indonesia, secara kumulatif sudah dilaporkan 619 infeksi HIV, dengan 153 di antaranya AIDS.

SEJARAH 1998

Perusahaan farmasi Glaxo Wellcome memotong 75% harga AZT setelah uji coba di Thailand menunjukkan kemanjurannya dalam mencegah penularan ibu ke bayi (PMTCT). 

Namun, walau dengan potongan harga ini, diperkirakan obat ini masih terlalu mahal untuk dipakai di banyak negara berkembang.

Di beberapa negara, orang HIV-positif mampu kembali bekerja, karena kesehatannya pulih kembali berkat terapi kombinasi obat. 

Namun, beberapa orang mulai terpengaruh oleh efek samping yang agak berat dari obat tersebut. 

Salah satu di antaranya, disebut lipodistrofi, mulai menimbulkan pertanyaan tentang keamanan terapi kombinasi ini jangka panjang.

Jonathan Mann, mantan direktur Global Program for AIDS WHO, meninggal dunia dalam kecelakaan penerbangan Swissair 111, bersama istrinya, peneliti AIDS Mary-Lou Clements-Mann.

Didi Mirhad, bintang iklan Indonesia, mengungkapkan status dirinya HIV-positif pada media massa. 

Pada Juni, perusahaan AIDSVax memulai uji coba pertama vaksin AIDS terhadap manusia, dengan melibatkan 5.000 relawan di seluruh AS.

San Francisco di AS memulai program profilaksis pascapajanan (PPP) perdana untuk memberi obat antiretroviral (ARV) pada orang yang mungkin terpajan HIV melalui hubungan 53ks atau penggunaan jarum secara bergantian. 

ARV tersebut diberi pada orang sedini mungkin setelah pajanan.

Sebuah penelitian menemukan bahwa kelahiran sesar bersama dengan penggunaan AZT mengurangi risiko PMTCT di bawah 1%. 

Penelitian ini juga menemukan bahwa risiko bayi yang terlahir dari ibu yang memakai AZT tetapi melahirkan secara normal adalah lebih tinggi (6,6%).

Pada Juli, Konferensi AIDS Internasional ke-12 dilakukan di Jenewa, Swiss. 

Tantangan konferensi ini bukan hanya membahas manfaat terapi antiretroviral (ART) tetapi juga untuk melawan pesimisme yang berat. 

Suasana pertemuan ini sangat berbeda dengan konferensi AIDS dua tahun sebelumnya di Vancouver.

Pertemuan Odha pertama dilakukan oleh Spiritia di Ubud, Bali, dengan menghadirkan 16 Odha dan Ohidha dari seluruh Indonesia.

Di Afrika Selatan, Gugu Diamini, aktivis AIDS, dibunuh oleh tetangganya setelah dia mengungkapkan status HIV-positifnya pada televisi Zulu. 

Hal ini terjadi baru satu bulan setelah Wakil Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki meminta rakyat “hentikan kebungkaman tentang AIDS” agar mengalahkan epidemi.

Kasus pertama pasien tertular dengan HIV yang resistan terhadap ARV baru dilaporkan di San Francisco pada Juli. 

Tipe HIV yang bermutasi, tampaknya tidak rentan terhadap protease inhibitor dan obat lain yang lama, ditemukan pada pasien yang baru tertular HIV.

PBB mengeluarkan usulan baru yang menganjurkan ibu HIV-positif di negara berkembang diberi konseling untuk mengambil keputusan sendiri mengenai cara memberi makan bayinya. 

Hal ini dianggap sebagai perubahan besar dalam kebijakan yang mengarah pada penggunaan susu formula. 

PBB juga memutuskan untuk mulai proyek percobaan di 11 negara berkembang untuk meluaskan jangkauan layanan untuk mencegah penularan HIV ibu ke bayi.

Pita merah di Afrika Selatan yang didedikasi pada Gugu Dlamini 

Pada Oktober, RCTI mulai menayangkan sinetron Kupu-Kupu Ungu, disutradarai oleh Nano Riantiarno, dengan bintang Nurul Arifin dan Sandi Nayoan. 

Sinetron sepanjang 13 episode tersebut menggambarkan beragam masalah medis, sosial, psikologis dan mitos seputar HIV dan AIDS.

Tema Hari AIDS Sedunia ditentukan sebagai “Kaum Muda: Semangat Perubahan”.

FDA menyetujui beberapa obat baru, termasuk efavirenz (Stocrin), satu obat lagi dari golongan NNRTI.

UNAIDS memperkirakan selama tahun ini 5,8 juta orang lagi terinfeksi HIV, separuhnya berusia di bawah 25 tahun. 

Juga diperkirakan 70% infeksi baru dan 80% kematian terjadi di Afrika sub-Sahara.

SEJARAH 1999

Sekelompok peneliti di Universitas Alabama menyatakan bahwa mereka menemukan suatu jenis simpanse tertentu, dahulu umum di Afrika Tengah Barat, sebagai sumber HIV. 

Para peneliti itu beranggapan bahwa HIV-1 masuk ke populasi manusia karena pemburu terpajan pada darah simpanse yang terinfeksi.

Laporan mulai muncul dari Afrika Selatan mengenai kasus pelecehan yang melibatkan perempuan muda. 

Disebut sebuah mitos populer yang menganggap bahwa hubungan 53ks dengan seorang wanita dapat menyembuhkan AIDS adalah alasan dasar terhadap peningkatan kasus perk0s44n anak ini.

Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki menyatakan bahwa AZT adalah racun dan dapat membahayakan kesehatan.

Menurut Laporan Kesehatan Dunia tahunan, AIDS menjadi pembunuh terbesar keempat di seluruh dunia, hanya 20 tahun setelah epidemi mulai dikenal.

Departemen Kesehatan Uganda memulai program skrining HIV sukarela dari rumah ke rumah memakai tes cepat dalam upaya untuk mengurangi penyebaran HIV. 

Upaya ini ditujukan agar layanan skrining HIV terjangkau pada lebih banyak orang, terutama di daerah pedesaan tanpa laboratorium modern atau listrik untuk menjalankan tes HIV yang baku. 

Sejak 1986, pemerintah Uganda berhasil melaksanakan sejumlah prakarsa, dan walaupun pada 1992 diperkirakan 30% orang dewasa di Kampala (ibu kota Uganda) HIV-positif, pada 1999, angka ini berkurang menjadi 12%.

Didi Mirhad, bintang iklan Indonesia, meninggal dunia karena AIDS pada 25 Agustus.

Afrika Selatan menang ronde pertama dalam peperangan melawan AS dan perusahaan farmasi multinasional untuk memaksakan potongan harga obatnya. 

Perselisihan berdasakan perundang-undangan Afrika Selatan yang memungkinkan perusahaan lokal membuat ARV yang dapat dipasarkan dengan harga jauh lebih rendah daripada produk impor. 

Pendapat AS adalah bahwa undang-undang Afrika Selatan meruntuhan hak paten produsen obat. 

Penggunaan n4rk0b4 sunt1kan di Rusia

Penggunaan j4rum sunt1k secara bergantian oleh pengguna n4rk0b4 di Rusia memicu ledakan jumlah infeksi HIV di Rusia. 

Di Moskow jumlah kasus yang dilaporkan pada sembilan bulan pertama adalah tiga kali lipat semua kasus yang dilaporkan sebelumnya.

Semiloka Nasional Penggunaan dan Penyalahgunaan NAPZA dilakukan selama empat hari di September oleh sekelompok aktivis HIV dan n4rk0b4, dengan melibatkan beberapa pembicara dari Australia dan Malaysia. 

Pertemuan ini adalah pertama kali konsep Harm Reduction dibahas oleh para pembuat kebijakan dan pengambil keputusan di Indonesia. 

Penemuan awal dari penelitian bersama Uganda-AS mengenali sebuah rejimen obat baru, dosis 0r4l tunggal ARV nevirapine, sebagai cara yang lebih terjangkau dan manjur untuk PMTCT. 

Penelitian ini memberi harapan yang nyata bahwa penularan HIV ibu ke bayi dapat dikurangi secara efektif di negara berkembang.

Pada November, Cina untuk pertama kali menyiarkan iklan kondom melalui TV dalam upaya mencegah penyebaran infeksi menular seksual termasuk HIV. Baru setelah dilihat oleh ratusan juta pemirsa, iklan tersebut dilarang oleh State Administration of Industry and Commerce.

T-20, satu anggota golongan ARV baru yang disebut fusion inhibitor, mulai uji coba klinis.

‘The River’, sebuah buku karangan Edward Hooper, diterbitkan. 

Ada perdebatan yang luas mengenai peranan vaksin polio sebagai asal usul epidemi AIDS.

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada November menyatakan bahwa khitan pada laki-laki dapat membantu mengurangi angka infeksi HIV di Afrika dan Asia.

Berdasarkan permintaan negara di seluruh dunia yang ingin menjangkau kelompok usia yang paling berisiko, tema Hari AIDS Sedunia 1999, ‘Dengar, Simak, Tegar! (Listen, Learn, Live!)’ tetap ditujukan pada orang berusia di bawah 25 tahun.

Pada akhir tahun, ARV yang berikut tersedia di Indonesia: AZT, ddI, ddC, 3TC, d4T, saquinavir, ritonavir dan indinavir.

Pada akhir 1999, UNAIDS memperkirakan ada 33 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV dan 2,6 juta orang meninggal karena AIDS pada 1999, lebih banyak dari satu tahun sebelumnya. 

Juga, untuk pertama kalinya, dilaporkan bahwa lebih banyak perempuan terinfeksi HIV di Afrika dibandingkan laki- laki.

World Bank mengingatkan bahwa epidemi AIDS di Asia dapat menghilangkan semua peningkatan ekonomi di wilayah tersebut selama dua dasawarsa terakhir kecuali para pemerintah tetap mendanai program sosial. 

PBB memperkirakan ada tujuh juta orang terinfeksi HIV di Asia.

SEJARAH 2000

Pdt. Jesse Jackson melakukan tes HIV

Di AS, statistik CDC menunjukkan bahwa 57% infeksi HIV baru terjadi pada orang Amerika keturunan Afrika, walau kaum tersebut hanya 13% warga AS. 

Agar mengumumkan pentingnya tes HIV untuk warga tersebut, Pdt. Jesse Jackson melakukan tes HIV 0r4l secara terbuka.

Penelitian awal pada Conference on Retroviruses and Opportunistic Infections ke-7 menunjukkan bahwa, pada kasus tertentu, penghentian ART sementara mungkin tidak mengakibatkan peningkatan pada tingkat virus atau perkembangan resistansi terhadap obat. 

Kemudian, hal ini disebut sebagai structured treatment interruption atau drug holiday (diterjemahkan sebagai terapi berdenyut).

Sebuah penelitian yang lebih memastikan risiko penularan HIV melalui 53ks 0r4l diterbitkan. 

Penelitian ini memberi kesan bahwa 53ks 0r4l bertanggung jawab untuk kurang lebih 7% kasus.

Pada Maret, dilaporkan bahwa Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki berkonsultas dengan dua peneliti ‘penyangkal’ AS untuk membahas pernyataannya bahwa HIV bukan penyebab AIDS. 

Pada April, Presiden Mbeki mengirim surat pada pemimpin dunia yang menjelaskan pendapatnya mengenai HIV dan AIDS. 

Dalam surat ini Mbeki berpendapat bahwa, di antara yang lain, karena HIV disebarkan di Afrika terutama melalui hubungan h3t3r053ksu4l, masalah di benua itu adalah unik.

Pertemuan Nasional II HIV/AIDS dilakukan pada April di Jakarta.

Di Botswana, sampai satu dari empat orang dewasa dan empat dari seluluh perempuan hamil diperkirakan terinfeksi HIV. 

Presiden Botswana Festus Mogae mengumumkan bahwa sumbangan dari donor termasuk 50 dolar AS disumbangkan oleh Bill and Melinda Gates Foundation akan memungkinkan negaranya untuk memberi ART pada semua perempuan hamil terinfeksi HIV dan anak terlahir dengan HIV.

Pemerintahan Clinton di AS secara resmi menyatakan HIV dan AIDS sebagai ancaman keamanan nasional AS. 

Pemerintah AS beranggapan bahwa penyebaran AIDS di dunia mencapai dimensi bencana yang dapat meruntuhkan pemerintah asing, memicu perang antara suku, dan merusak puluhan tahun pekerjaan untuk membangun demokrasi pasar bebas di luar negeri.

Lima perusahaan obat menawarkan penurunan yang besar pada harga ARV untuk Afrika dan wilayah lain yang miskin. 

Dua bulan kemudian AS menawarkan pinjaman pada negara Afrika sub-Sahara untuk membeli ARV dan layanan kesehatan. 

Tawaran ini dianggap tidak membantu dan ditolak oleh banyak negara Afrika.

Surveilans di antara 67 pengguna n4rk0b4 sunt1kan yang ditahan di Lapas Kerobokan di Bali pada akhir tahun menemukan 35 (56%) terinfeksi HIV.

Perusahaan obat India mulai membuat ARV generik berharga lebih murah dibandingkan obat bermerek. 

Sekitar 15 negara berkembang di Asia, Afrika dan Amerika Latin memesan ARV ini.

Pada Juli, Konferensi AIDS Internasional ke-13 dilakukan di Durban, Afrika Selatan. 

Ini pertama kali konferensi macam ini dilakukan di negara berkembang atau Afrika. 

Nelson Mandela, mantan presiden Afrika Selatan, menutup konferensi AIDS dengan mendesak tindakan untuk menggabungkan upaya dan menyelamatkan orang.

Pada September, fase pertama uji coba vaksin baru diluncurkan di Oxford, Inggris. 

Penelitian terhadap vaksin AIDS dikritik oleh World Bank karena membidik vaksin yang dapat dipasarkan di negara barat, walau lebih dari 90% infeksi HIV ada di negara berkembang.

Dilaporkan bahwa jumlah Odha di Brasil kurang dari separuh yang diprediksi oleh pakar kesehatan, dan jumlah kematian akibat AIDS menurun tajam sampai 50% sejak tersedianya ART pada 1996. 

Program pencegahan dan pengobatan HIV negara tersebut dilihat sebagai model untuk ditiru oleh negara terbatas sumber daya lain. 

Tema Hari AIDS Sedunia 2000 adalah ‘AIDS – Pria Berpengaruh (AIDS – Men Make a Difference)’.

Perempuan HIV-positif berunjuk rasa pada konferensi AIDS Durban, UNAIDS memperkirakan ada 34,3 juta orang hidup dengan HIV pada akhir 2000, dengan 1,3 juta di antaranya anak berusia di bawah 15 tahun. 

Hampir empat juta orang diperkirakan terinfeksi HIV di India.

SEJARAH 2001

Poster kampanye Cina untuk Hari AIDS Sedunia, 2001

Setelah bertahun-tahun menyangkal, Cina akhirnya mengaku bahwa HIV dan AIDS mengancam kesehatan masyarakat dan keamanan ekonominya. 

Diperkirakan bahwa 75% Odha di Cina terinfeksi melalui penggunaan n4rk0b4 sunt1kan.

Perusahaan obat India, Cipla, menawarkan ARV dengan potongan harga pada Medicins Sans Frontieres (MSF). 

Tawaran Cipla untuk membuat obat dengan harga di bawah 1 dolar AS per hari memberi tekanan lebih lanjut pada perusahaan obat multinasional.

Tiga puluh sembilan perusahaan obat menolak tuntutan pemerintah Afrika Selatan untuk menurunkan harga obat.

Pemerintah Afrika Selatan mengeluarkan statistik yang memperkirakan ada 4,7 juta orang terinfeksi HIV di negara tersebut, dan 24,5% ibu hamil adalah HIV-positif pada 2000. 

Di Konferensi Tingkat Tinggi Afrika pada April, Sekretaris-Jenderal PBB Kofi Annan mendesak agar dana untuk AIDS ditingkatkan sepuluh kali lipat di negara berkembang. 

Beliau mengusulkan dana 7-10 miliar dolar AS dikeluarkan setiap tahun untuk kampanye AIDS di dunia, jauh di atas 1 miliar dolar per tahun yang dikeluarkan saat itu.

Beberapa minggu kemudian diumumkan bahwa dana baru, yang pada awal di kenal sebagai Global AIDS and Health Fund, tidak hanya ditujukan pada AIDS, tetapi juga pada TB dan malaria, dan akhirnya dikenal sebagai Global Fund to fight AIDS, TB and Malaria (GF-ATM).

Ada beberapa keprihatinan mengenai bagaimana prakarsa baru ini akan dipimpin dan dilaksanakan, dan pemerintah AS dikritik karena hanya menyumbang 200 juta dolar pada Fund tersebut. 

Jumlah dana sumbangan yang mengecewakan, hanya 1,6 miliar dolar, jauh di bawah 10 miliar yang diminta oleh Kofi Annan.

Dua belas penghuni sebuah pusat pemulihan n4rk0b4 di Bali dites HIV. 

Delapan di antaranya ditemukan terinfeksi.

Dengan dukungan dari Ketua Badan POM, berapa jenis ARV generik dari India mulai tersedia di Indonesia, termasuk AZT, 3TC, gabungan AZT+3TC, d4T dan nevirapine. 

Dengan obat ini, terapi antiretroviral (ART) yang baku mulai tersedia di Indoneias, walau harga masih mahal (lebih dari Rp 1 juta per bulan).

Surat kabar di seluruh dunia menyambut hari ulang tahun ke-20 terbitnya laporan pertama mengenai penyakit yang akhirnya dikenal sebagai AIDS.

Para menteri yang bertemu di konferensi World Trade Organisation di Doha, Qatar, bersepakat dalam deklarasi baru mengenai hak kepemilikan intelektual. 

Deklarasi ini memudahkan pembuatan obat untuk AIDS dan penyakit lain oleh negara berkembang tanpa persetujuan pemegang paten. 

Ada harapan peraturan baru ini akan membantu meningkatkan penjangkauan ARV.

Kofi Annan membuka UN General Assembly Special Session (UNGASS) mengenai HIV dan AIDS di New York. 

Pertemuan ini adalah pertemuan PBB pertama yang dikhususkan untuk masalah kesehatan masyarakat. 

Pada UNGASS itu, wakil dari seluruh 189 anggota PBB menandatangani Declaration of Commitment on HIV and AIDS, Dokumen ini mengandung banyak janji yang bermakna.

Pada Agustus, aktivis AIDS memulai tindakan hukum terhadap kementerian kesehatan Afrika Selatan karena departemen itu tetap menolak menyediakan ARV untuk PMTCT. 

Pada Desember, diputuskan bahwa pemerintah Afrika Selatan harus memberi nevirapine secara gratis pada ibu hamil, dan pemerintah itu juga diperintah untuk mendirikan program PMTCT nasional.

Promosi untuk UNGASS 2001 

Pertemuan Nasional Odha ke-2 dilakukan oleh Spiritia di Kuta, Bali pada September, dihadiri oleh 36 Odha dan Ohidha dari seluruh Indonesia. 

Peserta menyetujui dikeluarkan “Asas-Asas Penanggulangan HIV/AIDS” sebagai suatu hasil dari pertemuan itu.

Walau dalam keadaan sakit dan harus memakai kursi roda, Suzana Murni, pendiri Spiritia berpidato pada pembukaan Konferensi Internasional AIDS di Asia Pasifik (ICAAP) ke-6 di Melbourne, pada Oktober, dengan judul ‘Memecah Penghalang’.

Seorang pejabat kesehatan senior Iran mengingatkan bahwa jumlah kasus AIDS di Iran sudah meloncat. 

Sebelumnya, pejabat Iran memperkirakan jumlah Odha di negara tersebut adalah 2.000, tetapi Wakli Menteri Kesehatan menyatakan angka yang benar adalah lebih dari 15.000. 

Tema Hari AIDS Sedunia 2001 adalah ‘Kami peduli. Anda bagaimana? (I care. Do you?)’. 

SEJARAH 2002

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kurang lebih 50% warga AS masih yakin bahwa mereka dapat tertular HIV melalui kegiatan sehari-hari, dan kebanyakan mendukung tes wajib untuk kelompok berisiko infeksi HIV yang paling tinggi.

Direksi Global Fund to fight AIDS, Malaria and TB (GF-ATM) memilih Richard Feacham sebagai pimpinan pertama. 

Pada ronde pertama, GF-ATM menerima permohonan dari lebih dari enam kali jumlah dana yang diprediksi. 

Selama 2002, Global Fund mengumumkan ronde pertama pembiayaan sebesar 600 juta dolar AS selama jangka waktu dua tahun 1 juta dolar pertama dikeluarkan pada Desember.

Permohonan Indonesia untuk dana dari Global Fund Ronde 1 disetujui, dengan dana hampir 16 juta dolar untuk HIV. 

Fase 1 program, dengan dana hampir 7 juta dolar, mulai diterapkan pada Juli 2003.

WHO menerbitkan pedoman mengenai pemberian obat antiretroviral (ARV) untuk mengobati infeksi HIV di negara terbatas sumber daya. 

WHO juga menambah 12 jenis ARV pada Daftar Model Obat Esensial.

Pada April, pemerintah Afrika Selatan berjanji akan mulai pemberian nevirapine pada perempuan HIV- positif yang hamil dan bayinya untuk mengurangi risiko penularan HIV pada bayi. 

Juga disediakan AZT sebagai profilaksis pascapajanan (PPP) untuk perempuan yang dip3rk054.

Sebuah laporan menunjukkan bahwa Papua New Guinea (PNG) menghadapi epidemi HIV, yang dapat menghabiskan 13-38% angkatan kerja pada 2020. 

Diperkirakan PNG mempunyai 10.000-15.000 orang terinfeksi HIV. 

Sebagai pembanding, Australia dengan populasi hampir lima kali lipat PNG mempunyai di bawah 12.000 orang orang HIV-positif. 

Ada ketakutan bahwa HIV dapat menyebar sangat cepat karena 90% infeksi disebabkan oleh hubungan h3t3r053ks.

Sebuah penelitian besar Spanyol menemukan bahwa lebih dari 19.000 peristiwa hubungan 53ks 0r4l tanpa k0nd0m tidak mengakibatkan satu pun infeksi HIV di antara 135 pasangan h3t3r053ksu4l dari seorang Odha.

Suzana Murni, pendiri Spiritia, meninggal dunia pas sebelum pembukaan Konferensi AIDS Sedunia ke-14 di Barcelona, Spanyol pada Juli. 

Konferensi ini didominasi oleh masalah terkait pengobatan untuk HIV di negara terbatas sumber daya. 

Penghargaan yang diberikan pada Spiritia oleh Family Health International (FHI) diterima oleh Siradj Okta, adik Suzana.

Indonesia menunjukkan betapa mendadak epidemi HIV dapat muncul. 

Setelah lebih dari sepuluh tahun prevalensi HIV yang rendah, angka meloncat di antara pengguna n4rk0b4 sunt1kan dan pekerja 53ks, dengan sampai 40% orang di tempat pemulihan n4rk0b4 di Jakarta diketahui HIV-positif.

Aktivis pengobatan melakukan protes pada konferensi AIDS 2002 

Para peneliti Swiss melaporkan kasus pertama yang terdokumentasi seorang laki-laki HIV-positif yang terinfeksi ulang dengan tipe HIV yang lain melalui hubungan 53ks tanpa k0nd0m, lebih dari dua tahun setelah dia terinfeksi pada awal.

Pada Oktober dibentuk Gerakan Nasional Meningkatkan Akses Terapi HIV/AIDS (GN-MATHA), diketuai oleh Dr. Samsuridjal Djauzi, dengan tujuan agar 10.000 Odha di Indonesia mendapatkan ART pada 2005.

Sebuah International Roundtable: Increasing Access to HIV Treatment in Resource Poor Settings dilakukan di Canberra, Australia pada September. Di antara 85 peserta, dari 18 negara, ada lima dari Indonesia.

Sebuah penelitian kontroversial memberi kesan bahwa lebih banyak orang di Afrika mungkin terinfeksi HIV melalui tindakan medis daripada diperkirakan pada awal.

Di AS, FDA menyetujui tes cepat (rapid test) HIV pertama. Diharapkan tes ini, yang dapat memberi hasil dalam 20 menit, akan menghadapi masalah bahwa banyak orang tidak hadir kembali untuk mengambil hasil tes. 

Selain itu, diperkirakan tes ini berguna untuk mendiagnosis ibu HIV-positif saat melahirkan.

Pada Desember, USAID mengumumkan lembaga tersebut akan mengikuti pendekatan baru dalam pencegahan HIV melalui hubungan 53ks di seluruh dunia, yang akan dikenal sebagai “ABC” (Abstinence, Be faithful, and C0nd0m use). 

USAID mengatakan pendekatan ini berdasarkan strategi dari Uganda, yang dianggap mengurangi prevalensi HIV di negara itu.

Sekretaris-Jenderal PBB, Kofi Annan, memakai Hari AIDS Sedunia sebagai panggung untuk berbicara melawan stigma dan diskriminasi. 

Beliau mengatakan, ‘dampak stigma dapat sama buruknya dengan virus sendiri,’ dan mendesak masyarakat untuk mengganti ‘ketakutan dengan harapan, bungkam dengan solidaritas.

Dia menambahkan, ‘ketakutan akan stigma mengarah ke bungkam, dan, berhubungan dengan melawan AIDS, bungkam adalah kematian.’

Tema Hari AIDS Sedunia 2002 ditetapkan oleh BKKBN sebagai ‘Tetap Hidup dengan Tegar’. 

Tema internasional adalah ‘Live and Let Live’.

Dirjen Farmasi Depkes memasukkan AZT, 3TC dan nevirapine dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) untuk semua rumah sakit tipe A dan tipe B se-Indonesia.

SEJARAH 2003

Diperkirakan hampir 40% orang dewasa di Swaziland terinfeksi HIV, dianggap prevalensi yang paling tinggi di dunia.

Presiden AS, George Bush menyatakan rencananya untuk menyediakan 15 miliar dolar AS untuk melawan AIDS di Afrika dan Karibia selama lima tahun mendatang.

Pertemuan Nasional Odha ke-3 dilakukan oleh Spiritia di Cikopo, Puncak pada Februari, dihadiri oleh 50 Odha dan Ohidha dari seluruh Indonesia. 

Peserta menyetujui dikeluarkannya “Pernyataan Cikopo” sebagai suatu hasil dari pertemuan itu.

Pada Maret, Menteri Kesehatan RI mengatakan bahwa pemerintah akan memberi subsidi ARV generik sebesar Rp 200.000 per bulan untuk setiap Odha yang membutuhkannya. 

Beberapa provinsi memutuskan untuk menyediakan ARV secara gratis untuk sejumlah Odha di provinsinya.

Sebuah panel ahli menyatakan bahwa perilaku 53ksu4l berisiko bertanggung jawab untuk mayoritas infeksi HIV di Afrika sub-Sahara. 

Pernyataan ini adalah jawaban pada anggapan yang diumumkan pada 2002 yang menyalahkan tindakan medis yang tidak aman pada sejumlah infeksi yang cukup bermakna.

Vaxgen mengumumkan bahwa vaksin AIDS-nya tidak berhasil mengurangi angka infeksi HIV secara keseluruhan di antara mereka yang divaksinasi. 

Pada November, sebuah uji coba klinis di Thailand terhadap vaksin AIDS juga gagal.

Pada Juli, penyediaan ART untuk 100 Odha di Indonesia yang didanai oleh Global Fund mulai direncanakan.

Fuzeon (T-20 atau enfuvirtide), ARV pertama dari golongan entry inhibitor, disetujui di AS. 

ARV ini, yang dirancang untuk menghambat masuknya HIV pada sel manusia, harus disuntik dua kali sehari. Tetapi Perkembangan vaksin AIDS ARV ini memberi harapan pada Odha dengan virus yang sudah resistan terhadap ARV lain. 

Program Global Fund Ronde I Fase 1 untuk HIV dimulai di Indonesia pada Juli. 

Program ini diutamakan untuk memberi ARV pada 100 Odha di lima provinsi.

Dr. Lee Jong-wook dari Korea Selatan menjadi Direktur-Jenderal WHO. 

Dr. Lee menyatakan HIV sebagai prioritas tertingginya pada pidato pertama. 

Namun muncul keprihatinan mengenai kesinambungan Global Fund, karena dana yang disediakan jauh di bawah harapan.

CDC AS meluncurkan prakarsa baru disebut Advancing HIV Prevention (AHP), yang membidik pada Odha agar memotong rantai penularan.

Pada Agustus 2003, Kimia Farma meluncurkan produk ARV-nya. 

Pada awal disediakan AZT (Reviral), 3TC (Hiviral), gabungan AZT+3TC (Duviral), serta nevirapine (Neviral). 

Namun rencana awal untuk membuat gabungan AZT+3TC+nevirapine dengan nama Triviral tidak berhasil. 

Harga untuk Duviral dan Neviral ditetapkan sebagai Rp 345.000.

WHO menyatakan ketidaksediaan terapi pada hampir enam juta Odha di negara berkembang sebagai masalah darurat global kesehatan masyarakat. 

Hanya kurang lebih 300.000 orang di negara berkembang menerima ARV, dan di Afrika sub-Sahara, dengan 4,1 juta orang terinfeksi HIV, sedikit lebih dari 1% atau hanya 50.000 orang memperoleh ART.

Jogjakarta Round Table Meeting, yang dihadiri oleh peserta dari 16 negara dengan tujuan mengevaluasi pelaksanaan akses ART, diselenggarakan pada September. 

Pertemuan ini adalah lanjutan dari pertemuan serupa yang dilakukan di Canberra pada 2002.

Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) meluncurkan Strategi Nasional Penanggulangan AIDS 2003-2007. 

Menyambut Hari AIDS Sedunia, Presiden Republik Indonesia Megawati bertemu dengan beberapa Odha di istana negara.

WHO meluncurkan program “3 by 5” agar tiga juta Odha di negara berkembang dapat akses ART pada 2005.

Tema Hari AIDS Sedunia 2003 ditetapkan oleh Departemen Sosial sebagai ‘Stigma dan Diskriminasi’.

Pada akhir 2003, diperkirakan 1.100 Odha memakai ART di Indonesia. 

UNAIDS memperkirakan ada 37,8 juta orang yang hidup dengan HIV pada akhir 2003, dan hampir 8.000 orang meninggal karena AIDS setiap hari. 

Jumlah anak yatim piatu akibat AIDS meningkat menjadi 15 juta, 12,1 juta di antaranya di Afrika sub-Sahara.

SEJARAH 2004

Pada 19 Januari, wakil dari pemerintah enam provinsi yang dianggap paling rentan terhadap HIV (Papua, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, DKI Jakarta, dan Riau), 

pada pertemuan di Papua dengan Ketua KPA Jusuf Kalla dan wakil dari enam departemen serta Ketua Komisi VII DPR-RI, Dr. Sanusi Tambunan, menyatakan Komitmen Sentani. 

Di antara tujuh pasal dalam komitmen tersebut, para peserta berjanji akan “Mengupayakan pengobatan HIV/AIDS termasuk penggunaan ARV kepada minimun 5.000 Odha pada tahun 2004.”

Pertemuan Nasional Odha ke-4 dilakukan oleh Spiritia di Tretes, Jawa Timur pada Februari, dihadiri oleh 60 Odha dan Ohidha dari seluruh Indonesia. 

Peserta menyetujui dikeluarkannya “Pernyataan Tretes” sebagai suatu hasil dari pertemuan itu.

Presiden Malawi Bakili Muluzi mengumumkan pada Februari bahwa adiknya meninggal karena AIDS. 

Pengumuman ini bermaksud untuk menyoroti masalah stigma dan diskriminasi terkait HIV.

Departemen Kesehatan menetapkan 25 rumah sakit di 15 provinsi sebagai Rumah Sakit Rujukan AIDS, tahap pertama. 

Sedikitnya dua dokter, satu perawat dan satu konselor dari masing-masing rumah sakit diberi pelatihan khusus. 

Di bagian Rusia dan Eropa Timur, HIV menyebar lebih cepat daripada di daerah lain di dunia. 

Sebuah survei oleh UNAIDS memperkirakan hampir 1% warga Rusia adalah HIV-positif.

Pada Maret, FDA AS menyetujui tes HIV pertama yang memakai cairan mulut (bukan air ludah). 

Sebuah penelitian menemukan bahwa prevalensi HIV di Uganda dikurangi 70% sejak awal 1990-an.

Diperkirakan penurunan ini disebabkan oleh orang mengurangi jumlah pasangan 53ksnya serta upaya pencegahan di komunitas lokal.

Prakarsa Presiden Bush agar menyediakan 15 miliar dolar untuk melawan pandemi AIDS global, sekarang dikenal sebagai PEPFAR (President’s Emergency Plan For AIDS Relief) diterapkan secara penuh pada Juni. 

PEPFAR membidik 15 negara, semuanya di Afrika selain Guyana, Haiti dan Vietnam, dengan tujuan untuk memberi pengobatan AIDS pada 200.000 orang pada Juni 2005.

Spiritia meluncurkan prakarsa penceghan untuk Odha yang disebut “HIV Stop di Sini”, yang dimaksudkan membantu memutuskan rantai penularan.

Treatment Action Campaign, sebuah organisasi masyarakat di Afrika Selatan, beserta ketuanya, Zackie Achmat, dinominasikan untuk Hadiah Nobel Kedamaian 2004, tetapi akhirnya tidak terpilih.

WHO mengumumkan bahwa, pada akhir Juni ada 440.000 orang di negara berkembang yang menerima ART, peningkatan yang cukup bermakna bila dibandingkan dengan hanya 40.000 pada akhir 2003.

Yayasan Spiritia melakukan pelatihan Pendidik Pengobatan pertama di Jakarta, dengan melibatkan 45 peserta dari kelompok dukungan sebaya dan komunitas di seluruh Indonesia.

Setelah upaya advokasi yang melibatkan kelompok dukungan sebaya dari seluruh Indonesia, Depkes mengubah kebijakan untuk menyediakan ART dengan subsidi penuh pada 4.000 Odha.

Dilakukan Pertemuan Nasional KDS ke-2 di Sanur Bali pada November, dihadiri oleh wakil dari 33 kelompok dukungan sebaya (KDS) untuk Odha/Ohidha dari 24 kota dan 20 provinsi. 

Peserta menyetujui dikeluarkan “Pernyataan Bali” sebagai suatu hasil dari pertemuan itu.

Tema Hari AIDS Sedunia 2004 ditetapkan oleh Departemen Pemberdayaan Perempuan sebagai ‘Perempuan, Remaja Perempuan, HIV dan AIDS’, dengan slogan “Sudahkah Kau Dengar Aku Hari Ini?” Tema internasional adalah ‘Women, Girls, HIV and AIDS’, dengan slogan “Have You Heard Me Today?”.

SEJARAH 2005

Pada awal 2005, WHO menyatakan bahwa 700.000 orang di negara berkembang menerima ART pada akhir 2004.

Nelson Mandela mengumumkan bahwa anak sulungnya, Makgatho meninggal karena AIDS pada usia 54 tahun.

Sebuah survei di klinik pralahir di Afrika Selatan menunjukkan bahwa 29,5% ibu hamil adalah HIV-positif pada akhir 2004.

Setelah mengevaluasi kinerja penerapan Fase 1 programnya Ronde I di Indonesia, Global Fund memutuskan untuk memotong dana untuk Fase 2 (Juli 2005-Juni 2007) dari 9 juta dolar AS menjadi 900.000 dolar.

Angka yang diumumkan oleh WHO pada Juni menunjukkan bahwa penjangkauan ART jauh di bawah tujuan hanya 970.000 orang (15% dari yang membutuhkannya) menerima ART dibandingkan dengan target 1,6 juta. 

WHO mengaku kemungkinan besar tujuan untuk menyediakan ART pada tiga juta orang pada akhir 2005 tidak akan tercapai.

Global Fund membekukan dana yang disediakan untuk Uganda pada Agustus setelah dicurigai ada masalah korupsi dalam kementerian kesehatan. 

Dana dicairkan lagi pada November, setelah ada kesepakatan dengan kementerian mengenai manajemen dana yang lebih baik.

Global Fund mengumumkan program AIDS globalnya melampaui target untuk 2005. 

Masa paten AZT (ARV pertama) selesai pada September di AS. 

Empat versi AZT generik langsung disetujui oleh FDA AS.

Spiritia melaksanakan Kongres Nasional Odha pertama di Lembang, Jawa Barat, pada September, dihadiri oleh 120 peserta Odha dan Ohidha. 

Peserta mengeluarkan “Pernyataan Lembang” seusai pertemuan.

Tema Hari AIDS Sedunia 2005 ditetapkan oleh Departemen Dalam Negeri sebagai ‘Kepemimpinan dan Penanggulangan HIV/AIDS’. 

Tema internasional adalah ‘Stop AIDS. Keep the Promise’.

Pada akhir tahun, semakin jelas prakarsa “3 by 5” WHO akan gagal mencapai target. 

Dr. Kim Yong Kim, pemimpin program HIV WHO mengaku begitu dan minta maaf. 

Namun Dr. Kim menyatakan bahwa prakarsa tidak boleh dianggap gagal. 

Diperkirakan akses pada ART sudah menyelematakan 250.000-350.000 jiwa pada 2005.

SEJARAH 2006

Januari 2006, bintang musik rock Bono mengumumkan merek komersial yang baru khusus dirancang untuk menggalang dana memerangi AIDS di Afrika. “Product RED (Produk MERAH)” melibatkan perusahaan yang bersepakat menjual produk khusus berwarna merah dan menyumbangkan sebagian keuntungannya kepada Global Fund. 

Produk pertama mulai tersedia di Inggris pada Maret.

Hasil akhir dari prakarsa WHO ‘3 pada 5’ diumumkan pada Maret. 

Pada akhir 2005, hanya kurang lebih 1,3 juta orang di negara berpenghasilan rendah dan menengah telah menerima pengobatan antiretroviral (ART), yaitu kurang dari separuh sasaran tiga juta. 

Walaupun hasil tersebut mengecewakan, WHO menekankan bahwa angka itu menunjukkan lebih dari tiga kali lipat peningkatan dalam dua tahun.

PEPFAR mengumumkan bahwa dana tersebut membantu menyediakan pengobatan pada 401.000 orang di 15 negara terfokus, tetapi berita itu segera dikalahkan oleh kritikan tentang kebijakan program penanggulangan HIV tersebut. 

Laporan pemerintah AS menyatakan bahwa dengan menempatkan sepertiga anggaran pencegahan pada program yang mendorong puasa 53ks dan kesetiaan, PEPFAR mendesak negara untuk mengurangi anggaran pada upaya untuk menolong kelompok berisiko tinggi dan pada pencegahan penularan dari ibu ke bayi.

Maret 2006, penelitian baru memberi kesan bahwa kejadian infeksi HIV di selatan India sudah menurun antara 2000 dan 2004, barangkali karena perubahan perilaku 53ksu4l.

Salah satu penulis, Profesor Prabhat Jha mengatakan “Sudah ada banyak dugaan, kebanyakan berdasarkan terkaan, bahwa AIDS di India akan meledak seperti yang terjadi di selatan Afrika tetapi sekarang kita memiliki bukti langsung mengenai sesuatu yang positif.”

Pada 21 Mei, dilakukan International AIDS Candlelight Memorial (Malam Renungan AIDS) dengan tema internasional “Lighting the Path to a Brighter Future (Menyalakan jalan ke masa depan yang lebih terang)”.

Pada 22 Mei 2006, Dr. Lee Jong-wook, Direktur Jenderal WHO, meninggal setelah menjalani pembedahan darurat. 

Dr. Lee memimpin prakarsa WHO ‘3 pada 5’, dan bersemangat menyukseskan akses universal pada pencegahan, pengobatan dan layanan HIV.

Pada akhir Mei 2006, 25 tahun setelah dokter pertama kali menyadari tentang AIDS, UNAIDS menerbitkan laporan yang sangat lengkap tentang epidemi dunia. 

Walaupun jumlah Odha tetap meningkat, ada bukti baru tentang penurunan prevalensi HIV di Kenya, serta di wilayah perkotaan Burkina Faso dan Haiti.

Laporan UNAIDS juga mengungkapkan bahwa anggaran tanggapan pada AIDS di negara berpenghasilan rendah dan menengah telah meningkat dari 300 juta dolar AS pada 1996 menjadi 8,3 miliar dolar pada 2005, tetapi masih jauh di bawah yang dibutuhkan untuk tindakan yang berarti. 

Dari 18,1 miliar dolar yang diperlukan pada 2007, hanya 10 miliar dolar yang mungkin akan tersedia.

Juni 2006 juga mencakup deklarasi UNGASS di hari jadinya ke-5, dengan anggota PBB mencanangkan sasaran yang bersemangat untuk melawan HIV dan AIDS sedunia. 

Sebuah Pertemuan Tingkat Tinggi lagi dilakukan untuk menyepakati “Declaration of Commitment on HIV/AIDS” baru, yang akan memandu tanggapan dunia pada beberapa tahun mendatang. 

Dokumen akhir dikritik oleh beberapa aktivis sebagai tidak jelas dan menghindari komitmen anggaran yang pasti.

Kegembiraan aktivis AIDS dipicu ketika Vatikan memberi kesan bahwa Gereja Katolik berencana meninjau kembali sikapnya terhadap penggunaan k0nd0m sebagai cara pencegahan HIV. 

Namun,langsung tampak jelas bahwa mustahil untuk mengubah kebijakan itu, dan Gereja Katolik mungkin tetap akan menentang penggunaan k0nd0m dalam keadaan ada pun.

Gates Foundation, sumber dana swasta untuk HIV dan AIDS terbesar di dunia menerima tambahan dana secara bermakna pada Juni 2006, ketika seorang miliarder Warren Buffet berjanji menyumbangkan 31 miliar dolar dalam waktu sepuluh tahun. 

Bill Gates mengumumkan bahwa dia akan mengundurkan diri dari Microsoft untuk berkonsentrasi pada pekerjaan di yayasannya.

Juli 2006, pil pertama yang dipakai sebagai satu pil sekali sehari untuk mengobati infeksi HIV secara efektif disetujui untuk dijual di AS. 

Hasil dari kerja sama antara dua perusahaan obat besar yang selama ini belum pernah terjadi, pil Atripla, gabungan tiga jenis obat yang dipakai

Bill Gates dan Presiden Bill Clinton dalam International AIDS Conference di Toronto secara luas pada pengobatan lini pertama. 

Obat baru sekali sehari menunjukkan pengembangan yang cepat sejak pertengahan 1990-an, waktu Odha umumnya harus memakai beberapa pil setiap beberapa jam.

Agustus 2006, perhatian dialihkan pada International AIDS Conference (IAC) ke-16 di Toronto, Kanada, dengan tema ‘Time to Deliver (Saat Dihasilkan)’. 

Salah satu titik pembahasan adalah bagaimana mempercepat perluasan ART sedunia, dan secara khusus bagaimana meningkatkan kelangkaan petugas kesehatan di sebagian besar negara yang membutuhkannya. 

Para utusan juga membahas pro dan kontra terhadap tes HIV secara rutin, yaitu setiap orang yang berkunjung ke pusat layanan kesehatan ditawarkan tes HIV, tidak tergantung pada gejala. 

WHO dan badan lain berpendapat bahwa penggunaan pendekatan itu secara lebih luas akan meningkatkan penggunaan pengobatan dan membantu mengatasi stigma.

Konferensi itu menyediakan landasan untuk mengkritik tanggapan pemerintah Afrika Selatan pada AIDS. 

Para aktivis mengkritik stan pameran Afrika Selatan, yang didominasi oleh pengobatan ramuan tradisional yang belum terbukti, dengan hampir tidak ada rujukan pada pengobatan yang efektif. 

Rekan ketua konferensi Mark Wainberg mengatakan, adalah “sangat tidak pantas” jika para pemimpin Afrika Selatan tidak bersedia berbicara secara terbuka tentang AIDS.

Segera setelah konferensi, lebih dari 80 ilmuwan internasional yang terkemuka menulis surat terbuka kepada Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki, menghimbau agar beliau memecat menteri kesehatan Manto Tshabalala-Msimang, dengan tuduhan “kebijakan HIV/AIDS yang berbahaya, kebohongan ilmiah.

Sebagai gantinya, pemerintah Afrika Selatan membentuk komite baru antar menteri untuk mengambil alih tanggapan AIDS nasional. 

Komite itu akan dipimpin oleh wakil presiden, dengan demikian akan mengesampingkan kebijakan menteri kesehatan yang kontroversial.

Untuk mendukung konferensi Toronto, jurnal medis Lancet menerbitkan edisi khusus dengan halaman muka berwarna merah untuk membantu mempromosikan Produk MERAH. 

Jurnal 130 halaman itu seluruhnya ditujukan untuk artikel terkait AIDS, dan memuat iklan “Produk MERAH”. 

The Independent, surat kabar Inggris adalah yang pertama menerbitkan edisi MERAH pada Mei 2006; dan dilakukan kembali pada September 2006 dan Desember 2006.

September 2006, WHO menerbitkan peringatan darurat kepada para petugas kesehatan profesional untuk mengawasi jenis TB baru, yang tidak dapat diobati dengan obat yang sudah ada. 

WHO sudah menyadari keberadaan TB-XDR (extremely drug-resistant tuberculosis) selama beberapa tahun, dan ditemukan di Asia, Eropa bagian timur dan AS. 

Peringatan itu ditingkatkan ketika dokter melaporkan 53 pasien baru di Afrika Selatan, 52 di antaranya meninggal dalam 25 hari. 

Diperkirakan bahwa sebagian besar, apabila tidak semua, pasien tersebut adalah koinfeksi dengan HIV. 

Para ahli khawatir bahwa mereka mungkin akan menghadapi epidemi baru yang menghancurkan.

Di AS, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menerbitkan pedoman baru yang menyarankan tes HIV rutin untuk semua orang dewasa dan remaja yang berkunjung ke pusat layanan kesehatan. 

Tes HIV secara rutin sudah terbukti berhasil menentukan HIV di antara ibu hamil, CDC berharap penggunaan pendekatan itu secara lebih umum akan membantu mengurangi tingkat infeksi baru, dan akan menghasilkan lebih banyak orang yang menerima pengobatan sebelum menjadi sangat sakit.

Produk MERAH diluncurkan di AS pada Oktober, waktu Apple dan Motorola mendukung produk MERAH tersebut.

Kevin De Cock, direktur departemen HIV/AIDS WHO, menyatakan kian keprihatinan mengenai HIV di Papua New Guinea (PNG) pada Oktober. 

Prevalensi HIV di antara orang dewasa di negara Pasifik ini diperkirakan kurang lebih 1,8%, angka yang tidak lazim di luar Afrika. 

Menteri Kesehatan PNG mengatakan bahwa beberapa kantong wilayah yang terpencil dapat memiliki angka yang tinggi hingga 30%. 

Menurut Dr. De Cock, “PNG mungkin berbeda sendiri di wilayah itu.”

Tema Hari AIDS Sedunia 2006 ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sebagai ‘STOP AIDS – Tepati Janji’, dengan fokus pada akuntabilitas. 

Tema internasional tetap ‘Stop AIDS. Keep the Promise’, sama seperti tahun sebelumnya.

Desember 2006, wakil menteri kesehatan Afrika Selatan Nozizwe Madlala Routledge memutuskan untuk berbicara menentang pemerintahannya sendiri, mengakui bahwa ada “pengingkaran di tingkat yang sangat tinggi, terhadap krisis AIDS di Afrika Selatan. 

Dia juga mengakui bahwa para pemimpin menciptakan kebingungan tentang pengobatan dengan tampil untuk mempromosikan makanan bergizi sebagai pengobatan tetap. 

Para aktivis menyambut pernyataan tersebut sebagai “saat penentuan” terhadap tanggapan negara pada HIV dan AIDS.

Pengumuman yang paling ilmiah selama 2006 dibuat pada Desember 2006, ketika National Institutes of Health AS mengungkapkan hasil dari dua uji coba tentang khitan pada laki-laki di Afrika sebagai cara pencegahan HIV. 

Penelitian itu dihentikan lebih awal karena alasan etika sebab sudah dihasilkan bukti yang jelas bahwa intervensi itu mengurangi penularan HIV sebanyak kurang lebih 50%.

SEJARAH 2007

Penelitian mikrobisida internasional skala besar dihentikan pada Januari setelah hasil sementara menemukan obat tersebut tidak mencapai sasaran pencegahan infeksi HIV pada perempuan. 

Justru, uji coba obat itu di beberapa tempat menemukan tingkat infeksi yang lebih tinggi di antara perempuan yang memakai g3l v461n4 selulosa sulfat, dibandingkan kelompok pl4s3bo. 

UNAIDS menyatakan berita itu sebagai “mengecewakan dan kemunduran yang tidak diharapkan” karena “kebutuhan untuk melanjutkan penelitian untuk menemukan cara pencegahan infeksi HIV yang dikendalikan oleh perempuan penggunanya adalah mendesak.”

Juga pada Januari 2007 muncul pengumuman yang mengejutkan oleh Presiden Jammeh dari Gambia, menyatakan bahwa dia telah menemukan penyembuh AIDS. 

Pengakuan Jammeh segera terungkap tidak berdasar. 

Para ilmuwan yang melakukan tes membantah temuan penelitian itu, mengatakan bahwa tidak ada pasien di dalam uji coba yang dapat digambarkan sebagai sembuh.

Presiden International AIDS Society Dr. Pedro Cahn menyatakan pengakuan presiden Gambia mengejutkan dan tidak bertanggung jawab, tidak hanya karena memberikan harapan palsu, tetapi juga membahayakan nyawa orang dengan menghentikan ART-nya.

Pertemuan Nasional HIV & AIDS ke-3 dilakukan di Surabaya 4-8 Februari 2007 dengan tema “Menyatukan Langkah untuk Memperluas Respons”.

Presiden Jammeh dari Gambia mengaku dapat menyembuhkan AIDS 

Pada Maret, untuk pertama kalinya WHO dan UNAIDS menerbitkan pedoman tentang khitan dan HIV. 

Pedoman yang diterbitkan tiga bulan setelah uji coba di Uganda dan Kenya tersebut menyediakan bukti yang lengkap bahwa khitan mengurangi risiko penularan dari perempuan kepada laki-laki sebanyak kurang lebih 50-60%.

Pada April diungkapkan oleh WHO bahwa pada akhir 2006 dua juta Odha di negara berpenghasilan rendah dan menengah mengakses ART. 

Itu artinya kurang lebih 28% dari Odha yang membutuhkan ART yang menerimanya. 

Kecepatan perluasan tetap terlalu lamban untuk memenuhi target yang disepakati oleh sidang G8.

Pada Juni G8 mengubah janji pengobatan universalnya untuk memberikan kepada setiap orang yang membutuhkan akses ART pada 2010. 

Sebagai gantinya, G8 mengusulkan target baru yang lebih rendah dari yang semula diusulkan, “dalam beberapa tahun mendatang” sasaran untuk memastikan akses untuk kurang lebih lima juta orang.

Penurunan janji G8 memicu kemarahan, karena ada pendapat bahwa G8 ingkar janji yang merupakan inti perlawanan terhadap AIDS selama dua tahun terakhir. 

Walaupun diakui bahwa target pengobatan universal pada 2010 adalah lebih merupakan impian daripada yang mungkin terlaksana, banyak orang berpendapat bahwa target yang begitu tinggi memberi tekanan pada pemerintah untuk mendapatkan sebanyak mungkin orang ke dalam program pengobatan dan menyoroti skala dan keterdesakan tugas tersebut.

Pada Juli diungkapkan bahwa metode sampling yang baru menghasilkan penurunan yang bermakna pada perkiraan jumlah Odha di India. 

Perkiraan sebelumnya memberi kesan bahwa ada kurang lebih 5,7 juta Odha di India, merupakan jumlah kasus HIV terbesar di dunia. 

Angka baru itu memberi kesan bahwa jumlah yang sesungguhnya adalah antara dua dan 3,1 juta orang, kurang lebih 60% lebih rendah dibandingkan perkiraan semula dan menjadikan India sebagai negara ketiga setelah Selatan Afrika dan Nigeria sebagai negara dengan populasi Odha tertinggi dunia.

Akhir Juli 2007, ada laporan tentang obat antiretroviral (ARV) palsu yang membanjiri pasar Zimbabwe, berpotensi membahayakan banyak jiwa. 

Juru bicara Medicines Control Authority of Zimbabwe (MCAZ) mengatakan “ARV itu mungkin palsu, diubah atau tercemar, sehingga menjadi tidak efektif dan kadang berbahaya.”

Diungkapkan bahwa bangsa Afrika di Botswana mampu mengurangi secara bermakna tingkat penularan HIV dari ibu ke bayi. 

Botswana, salah satu negara dengan tingkat prevalensi HIV tertinggi di dunia, membentuk program pengobatan dan layanan secara menyeluruh, untuk memastikan bahwa seluruh perempuan dites HIV saat hamil dan ditawarkan ARV yang sesuai untuk mencegah HIV ditularkan kepada bayinya.

Spiritia melaksanakan Kongres Nasional Odha dan Ohidha ke-II Peningkatan Pemberdayaan dan Keterampilan dalam Menghadapi HIV dan AIDS di Lido 29 Juli-1 Agustus 2007 dengan tema ”Peduli AIDS – Jangan Hanya Slogan”.

Pada Agustus Badan Pengawas Makanan dan Obat (Food and Drug Administration /FDA) AS memberikan percepatan persetujuan pada obat HIV baru maraviroc dan raltegravir. 

Kedua obat tersebut menawarkan harapan bagi pasien terinfeksi jenis HIV yang resistan terhadap hampir seluruh golongan ARV lain yang dirancang untuk memerangi AIDS.

International Congress on AIDS in Asia and the Pacific (ICAAP) ke-8 dilakukan di Colombo, Sri Lanka, pada Agustus, dengan tema ‘Waves of Change, Waves of Hope (Gelombang Perubahan, Gelombang Harapan). 

Diumumkan bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah untuk ICAAP ke-9 di Bali pada 2009.

Pada Oktober diungkapkan bahwa ratusan warga Afrika Selatan terlibat dalam uji coba vaksin AIDS, hasilnya menunjukkan kemungkinan peningkatan risiko infeksi HIV. 

Uji coba yang dilakukan oleh perusahaan obat Merck itu, dihentikan pada bulan sebelumnya setelah hasil awal menunjukkan bahwa vaksin itu tidak efektif. 

Menurut peneliti vaksin ternama Dr. Gary Nabel hasil itu dikatakan sebagai “hantaman besar di bidang itu.

Terungkap bahwa tingkat infeksi yang lebih tinggi di antara orang yang menerima vaksin dibandingkan orang yang diberi pl4sebo. 

Para ahli mengatakan vaksin itu sendiri tidak dapat menyebabkan infeksi HIV, tetapi mungkin meningkatkan risiko penularan dengan mempengaruhi tanggapan kekebalan.

Tema Hari AIDS Sedunia 2007 ditetapkan oleh BKKBN sebagai ‘STOP AIDS – Tepati Janji’, dengan fokus pada kepemimpinan. 

Tema internasional tetap ‘Stop AIDS. Keep the Promise’, sama seperti dua tahun sebelumnya. 

Di antara kegiatan terkait dengan Hari AIDS, beberapa aktivis bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pertemuan di Istana Negara.

SEJARAH 2008

Awal 2008, Federal Commission for HIV/AIDS Swiss menerbitkan temuan empat penelitian, menunjukkan bahwa Odha yang memakai ART secara efektif tidak dapat menularkan virus melalui hubungan seks tanpa kondom asalkan mereka patuh pada ART, memiliki viral load tidak terdeteksi selama paling sedikit enam bulan, dan tidak memiliki IMS. 

Dimungkinkan untuk membuktikan secara pasti bahwa penularan adalah mustahil, tetapi mereka melaporkan bahwa bukti ilmiah menunjukkan risikonya sebagai “kecil dan dapat diabaikan.”

Pernyataan Swiss segera dihadapkan pada perdebatan, dengan pertanyaan mengenai keandalan kesimpulan yang diajukan oleh kelompok advokasi HIV/AIDS. 

Keprihatinan berpusat pada kenyataan bahwa penelitian itu hanya didasarkan pada pasangan h3t3r053ksu4l dan oleh karenanya lalai untuk melibatkan 53ks d0b0r. 

UNAIDS dan WHO segera mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa penggunaan k0nd0m secara konsisten tetap merupakan cara perlindungan teraman terhadap HIV.

Pada April Direktur Eksekutif UNAIDS, Peter Piot, mengumumkan bahwa beliau akan mengundurkan diri pada akhir 2008. 

Tajuk rencana jurnal Lancet memuji Piot karena “telah berhasil mengangkat profil epidemi HIV/AIDS sehingga tetap menjadi prioritas tinggi pada agenda kesehatan, politik dan keamanan.

Pada Juni tim ilmuwan di Afrika Selatan diadili dan dinyatakan bersalah oleh pengadilan Afrika Selatan karena melakukan uji coba klinis izin dan menjual suplemen vitamin yang tidak terdaftar sebagai pengobatan untuk AIDS. 

Salah seorang pengawas uji coba tanpa izin, Matthias Rath, sudah sering dikritik karena mempromosikan vitamin sebagai pengganti ARV. 

Pengadilan Afrika Selatan menghentikan uji coba medis dan melarang Rath mengiklankan pengobatan alternatif untuk AIDS. 

Juga disoroti tanggung jawab pemerintah Afrika Selatan dan ketidakberhasilannya mencegah Rath menyebarluaskan produknya.

Program pendanaan PEPFAR AS diperbarui pada Juli, menjanjikan 48 miliar dolar AS untuk HIV/AIDS, malaria dan tuberkulosis (TB) untuk tahun fiskal 2009-2013. 

Jumlah itu adalah tiga kali lipat dana yang diberikan pada lima tahun pertama, dan dipuji oleh aktivis dan organisasi HIV/AIDS internasional.

International AIDS Conference (IAC) ke-17 di Meksiko Agustus dengan tema ‘Universal Action Now (Tindakan Universal Sekarang)

Di bulan yang sama, UNAIDS menerbitkan laporan 2008 tentang epidemi AIDS sedunia. 

Tahun 2010 tinggal dua tahun lagi, laporan itu mengingatkan bahwa target tidak akan tercapai kecuali tanggapan dunia diperkuat secara bermakna dan dipercepat. 

Namun laporan juga menekankan tanda perkembangan mayor pada tanggapan HIV tampak untuk pertama kalinya pada 2008.

Menjelaskan “stabilisasi epidemi dunia”, laporan itu memperkirakan bahwa pada akhir 2007 ada 33 juta Odha di seluruh dunia (turun dari 39,5 juta yang diperkirakan pada akhir 2006). 

Walaupun banyak penurunan tersebut karena teknik surveilans yang lebih baik di banyak negara, penurunan itu juga mencerminkan penurunan prevalensi HIV di wilayah tertentu, termasuk Afrika sub-Sahara. 

Laporan itu memperkirakan jumlah kematian terkait AIDS per tahun telah menurun dari 2,2 juta pada 2005 menjadi dua juta pada 2007, mencerminkan peningkatan jumlah orang yang menerima ARV.

Pada September pengunduran diri presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki disambut sebagai kemungkinan titik balik pada kontroversi tentang tanggapan pemerintah Afrika Selatan pada HIV dan AIDS. 

Penelitian Harvard yang diterbitkan tak lama setelah dinyatakan bahwa lebih dari 330.000 meninggal antara 2000 dan 2005 sebagai akibat langsung dari kegagalan pemerintah Afrika Selatan menyediakan ARV. 

Keputusan sementara presiden Kgalema Motlanthe agar segera mengangkat menteri kesehatan baru, Barbara Hogan, dirayakan oleh para aktivis AIDS sebagai tanda komitmen baru pada AIDS.

Kontroversi lama diselesaikan pada Oktober dengan pengumuman pemenang Penghargaan Nobel untuk bidang pengobatan. 

Penghargaan Nobel itu dibagi antara Françoise Barré-Sinoussi dan Luc Montagnier dari Pasteur Institute di Paris atas penemuan mereka terkait HIV, dan ilmuwan ketiga untuk pekerjaannya pada penyakit lain. 

Keputusan itu bukan untuk menghargai peneliti AS Robert Gallo untuk sumbangsihnya pada pekerjaan awal tentang kebangkitan AIDS, perdebatan hangat tentang siapa yang berhak atas temuan tersebut. 

Untuk menganugerahkan penghargaan tersebut, komite Nobel, Profesor Bertil Fredholm, menyatakan, “Saya kira sangat jelas bahwa virus pertama kali ditemukan di Institute Pasteur Dr. Robert Gallo

November, ahli hematologi Jerman Gero Huetter mengumumkan bahwa dia telah menyembuhkan laki-laki dengan HIV dengan pencangkokan sumsum tulang dari seorang donor dengan gen yang resistan terhadap HIV. Huetter berbicara dalam jumpa pers di Berlin menyatakan bahwa pasiennya, yang menghentikan ARV setelah pencangkokan dua tahun sebelumnya, tetap menunjukkan virus tidak terdeteksi, sehingga dokter menyatakan dia “sembuh secara fungsional”. Namun, pada umumnya disepakati bahwa pembedahan itu tidak menyediakan penyembuhan AIDS yang masuk akal. Para peneliti mengingatkan bahwa tes lebih lanjut diperlukan untuk memastikan bahwa HIV sudah benar-benar diberantas dan tidak hanya ditekan ke tingkat yang sangat rendah atau menjadi laten.

Juga pada November, Barack Obama terpilih sebagai Presiden AS. Sebagai bagian dari kampanye pemilihannya, Obama menerbitkan rencana untuk memerangi HIV dan AIDS dunia, menjanjikan perubahan ideologi dan akan lebih berfokus pada strategi “tindakan terbaik” untuk HIV/AIDS di AS. Sehubungan dengan tanggapan AS pada HIV dan AIDS di luar negeri, Obama berjanji dia akan meningkatkan secara bermakna dana PEPFAR dan Global Fund.