SUNAT DAN IMS PADA LAKI-LAKI
SUNAT DAN IMS PADA LAKI-LAKI
Sunat tidak melindungi laki-laki terhadap infeksi saluran kencing akibat bakteri infeksi menular seksual (IMS) gonore dan klamidia. Hal itu berdasarkan hasil uji coba terkontrol secara acak penelitian yang menunjukkan bahwa sunat pada laki-laki memberi beberapa perlindungan terhadap trikomonas vaginalis.
Para peneliti juga berpendapat bahwa hal itu mungkin merupakan salah satu alasan mengapa sunat menyediakan perlindungan terhadap infeksi HIV.
Gonore, klamidia dan trikomonas vaginalis adalah infeksi bakteri dan menyebabkan sejumlah penyakit yang bermakna pada laki-laki dan perempuan di seluruh dunia setiap tahun.
Karena sunat pada laki-laki menunjukkan penurunan risiko infeksi HIV pada laki-laki, para peneliti berharap bahwa sunat juga memberi dampak pelindungan terhadap bakteri infeksi saluran kencing.
Untuk sub-penelitian itu, 1.757 contoh air seni diambil untuk memeriksa keberadaan gonore, klamidia dan trikomonas vaginalis.
Contoh tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi laki-laki yang disunat (10%) dan laki-laki yang tidak disunat (10%) yang memiliki gonore.
Juga tidak ada perbedaan pada proporsi laki-laki yang disunat (3%) dan laki-laki yang tidak disunat (3%) yang memiliki klamidia.
Namun, para peneliti menemukan bahwa laki-laki yang disunat (2%) secara bermakna kurang mungkin memiliki infeksi saluran kencing dengan trikomonas vaginalis dibandingkan laki-laki yang tidak disunat (3%) (rasio odds yang disesuaikan [AOR], 0,47, CI: 95%; 0,25-0,92, p = 0,027).
“Penelitian tersebut menunjukkan bahwa sunat pada laki-laki tidak memiliki dampak perlindungan terhadap penularan klamidia pada laki-laki”, komentar para peneliti, menambahkan “tidak ditemukan bukti dampak perlindungan dari sunat pada laki-laki terhadap infeksi gonore.” Namun, mereka mencatat dampak perlindungan sunat terhadap trikomonas vaginalis.
Para peneliti berpendapat bahwa hal itu mungkin karena infeksi tersebut berdampak pada kulit di bawah kulit kulup serta juga di saluran kencing.
“Oleh karena itu dampak sunat pada laki-laki terhadap penularan HIV pada laki-laki muda mungkin sebagian disebabkan oleh dampaknya terhadap trikomonas vaginalis”, para peneliti menulis. Mereka menyimpulkan bahwa apabila temuan mereka didukung oleh uji coba terkontrol secara acak yang saat ini sedang dilakukan, temuan tersebut akan “menguatkan pernyataan WHO-UNAIDS yang menyarankan penerapan program sunat pada laki-laki dengan prevalensi sunat pada laki-laki yang rendah dan penerimaan sunat pada laki-laki yang tinggi.”