Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

LAKI-LAKI YANG SUNAT TERLINDUNG DARI HPV

LAKI-LAKI YANG SUNAT TERLINDUNG DARI HPV 




Sunat mungkin mengurangi risiko infeksi virus papiloma pada manusia (human papilloma virus/HPV) pada laki-laki. Hal ini berdasarkan dua penelitian. 

Penelitian yang pertama dilakukan di Afrika Selatan, menemukan bahwa laki-laki yang disunat memiliki prevalensi yang lebih rendah secara bermakna dibandingkan laki-laki yang tidak disunat terhadap infeksi HPV dengan risiko yang lebih tinggi terhadap kanker rahim. 

Penelitian kedua dilakukan di AS, menunjukkan bahwa laki-laki yang disunat memiliki prevalensi infeksi HPV pada dubur dan kelamin yang lebih rendah.

Uji coba secara acak terkontrol menemukan sunat melindungi secara sebagian terhadap infeksi dengan jenis HPV yang berisiko tinggi.

Penelitian di Afrika Selatan awalnya dirancang untuk menilai keamanan dan kemanjuran sunat sebagai cara pencegahan HIV.

Diperkirakan kurang lebih 10% perempuan di seluruh dunia terinfeksi HPV. Jenis HPV tertentu (paling bermakna jenis 16 dan 18) dikaitkan dengan pengembangan sel prakanker dan perubahan sel kanker pada rahim.

Kanker rahim adalah jenis kanker yang paling umum berdampak pada perempuan di rangkaian terbatas sumber daya dan lebih dari 70% kasus kanker tersebut di Afrika disebabkan oleh jenis HPV yang berisiko tinggi.

Penelitian pengamatan memberi kesan bahwa prevalensi HPV lebih tinggi pada laki-laki yang disunat dibandingkan laki-laki yang tidak disunat, tetapi hingga kini hal itu belum pernah ditunjukkan dalam uji coba terkontrol secara acak.

sub-penelitian untuk mengamati apakah sunat pada laki-laki juga melindungi terhadap jenis HPV yang berisiko tinggi. Sejumlah 3.274 laki-laki yang tidak disunat dilibatkan, Secara acak mereka akan segera disunat atau sunat ditunda hingga akhir masa tindak lanjut. Semua laki-laki tersebut berusia antara 18-24 tahun dan mengunjungi klinik secara rutin untuk tes serokonversi HIV dan IMS.

Sub-penelitian yang dilakukan untuk menentukan apakah sunat melindungi terhadap jenis HPV yang berisiko tinggi melibatkan 1.264 laki-laki. Sekaan dari saluran kelamin mereka diambil untuk dites keberadaan jenis HPV dan dipantau selama median 647 hari.

Di akhir masa tindak lanjut, prevalensi infeksi HPV yang berisiko tinggi lebih rendah secara bermakna pada laki-laki yang disunat (14%) dibandingkan yang tidak disunat (23%). Analisis statistik yang dilakukan para peneliti menunjukkan bahwa risiko infeksi HPV menurun secara bermakna pada laki-laki yang disunat dibandingkan laki-laki yang tidak disunat (rasio risiko yang disesuaikan: 0,62, CI: 95%; 0,47-0,80, p < 0,001).

Dampak perlindungan sunat terhadap jenis HPV yang berisiko tinggi tetap tidak berubah waktu para peneliti mengecualikan laki-laki yang mengalami konversi HIV dari analisis mereka (p < 0,009).

Lebih lanjut, mereka menemukan bahwa risiko infeksi dengan berbagai jenis HPV yang berisiko tinggi pada laki-laki yang disunat juga menurun (4% banding 10% pada laki-laki yang tidak disunat, p < 0,001).

Tingkat gonore adalah serupa antara laki-laki yang disunat dan yang tidak disunat (lihat laporan yang terpisah) dan kedua kelompok laki-laki tersebut juga melaporkan jumlah pasangan yang serupa selama hidupnya (rata-rata, empat). Lebih lanjut, proporsi yang serupa antara laki-laki yang disunat dan

yang tidak disunat yang melaporkan penggunaan alat pengaman secara konsisten (17% banding 20%). Para peneliti berpendapat bahwa kemiripan tersebut berarti bahwa dampak perlindungan sunat pada laki-laki tidak mungkin disebabkan oleh perbedaan kegiatan di antara kedua kelompok laki-laki tersebut.

Kami telah menunjukkan dampak perlindungan sunat secara independen dan sebagian pada laki-laki terhadap prevalensi jenis HPV yang berisiko tinggi.

Walaupun baru-baru ini vaksin untuk jenis HPV yang berisiko tinggi sudah tersedia, para peneliti mencatat bahwa harganya mungkin tidak terjangkau di banyak negara yang lebih miskin. Mereka menyimpulkan, “dampak perlindungan sunat pada laki-laki mungkin dapat menggantikan vaksin HPV dalam hal cakupan genotipe dan sasaran kelompok usia tertentu.”

Sunat dikaitkan secara erat dengan penurunan risiko segala jenis HPV yang terdeteksi (rasio odds yang disesuaikan [AOR]: 0,44, (5% CI: 0,23-0,82) atau jenis risiko tinggi (AOR: 0,47; CI: 95%; 0,22-0,99), di saluran kencing.

Sunat tampak dikaitkan dengan penurunan risiko segala jenis infeksi HPV atau infeksi jenis HPV (p = 0,05).

Dengan kisaran perkiraan dampak perlindungan dari penelitian pengamatan dan kenyataan sunat dapat melindungi perempuan pasangannya dari infeksi.