Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENGETAHUAN HIV/AIDS : KEMAMPUAN MEMPERBANYAK DIRI VIRUS HIV/AIDS DAPAT BERLANJUT DALAM USUS WALAU BERHASIL MEMAKAI ART

KEMAMPUAN MEMPERBANYAK DIRI VIRUS HIV/AIDS DAPAT BERLANJUT DALAM USUS WALAU BERHASIL MEMAKAI ART


Hal ini berdasarkan penelitian bahwa Replikasi HIV dapat berlanjut dalam mukosa usus walau pasien memakai terapi antiretroviral (ART)

ART menurunkan viral load dan meningkatkan jumlah CD4 dalam darah perifer. Tetapi hanya dua sampai lima persen sel limfosit berada dalam darah perifer, sisanya dalam jaringan limfoid. 

Jaringan limfoid terkait dengan usus adalah jaringan organ limfoid terbesar dan para peneliti menulis, “adalah sangat mendukung infeksi dan replikasi HIV, secara tetap menyediakan persediaan virus.”

Penelitian sudah menunjukkan bahwa replikasi HIV bertahan dalam jaringan limfoid paling sedikit selama dua tahun, walau ART menekan viral load dalam darah secara menyeluruh. 

Walaupun keberadaan HIV dalam mukosa usus ditunjukkan, hanya sedikit data yang menggambarkan dampak ART terhadap jaringan tersebut.

Oleh karena itu para peneliti meneliti kehadiran HIV dalam biopsi mukosa usus duodenal yang diambil dari 44 Odha, 25 di antaranya sudah memakai ART selama lebih dari empat tahun. 

Usia rata-rata adalah 38 tahun, 30 adalah laki-laki, dan jumlah CD4 adalah 265.

Viral load dalam darah tidak terdeteksi (di bawah 50) pada 19 orang yang contoh darahnya diambil.

Para peneliti melakukan tes untuk melihat apakah unsur genetik HIV dapat diambil dari biopsi usus. Tes pada 20 (46%) contoh adalah positif.

Sepuluh di antara contoh ini diambil dari pasien dengan viral load tidak terdeteksi, sepuluh contoh lainnya diambil dari pasien dengan viral load dalam darah di atas 100.000.

Lebih lanjut, HIV terdeteksi dalam biopsi usus duodenal pada sembilan di antara 19 pasien yang memakai ART.

“Hasil kami menunjukkan bahwa DNA HIV dapat dideteksi pada pasien yang berhasil memakai ART, memperkuat bahwa tetap ada tempat penyimpanan sisa HIV walau sudah berhasil dengan ART, deteksi HIV dalam duodenum tidak terpengaruh oleh pengobatan.”

Para peneliti menyimpulkan, “dalam penelitian kami, viral load dalam darah tidak memprediksi keberadaan viral load HIV dalam duodenum. Data ini memberi kesan bahwa mukosa usus dapat menjadi tempat penyimpanan yang tidak terpengaruh oleh tingkat viral load dalam darah atau ART. Replikasi HIV yang terus terjadi dalam usus mungkin adalah sumber virus yang kembali berpopulasi di dalam tubuh setelah ART dihentikan.”