Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

CARA MENOLAK KEBOHONGAN DAN MEMBACA PIKIRAN ORANG LAIN

CARA MENOLAK KEBOHONGAN DAN MEMBACA PIKIRAN ORANG LAIN



Betapa asyiknya kalo kita punya lie detector portable yang bisa dibawa ke mana-mana. 

Setiap orang yang kita jumpa bisa kita tes dengan alat tersebut, sayangnya alat tersebut hanya ada dalam film kartun Doraemon

Tapi benarkah tidak ada cara untuk mengetahui kebohongan seseorang? Tentu saja jawabannya TIDAK.  

Ada banyak hal yang bisa Anda pelajari untuk mengetahui tingkat kejujuran seseorang. 

Bahkan dengan mengetahui teknik-teknik tertentu, Anda akan merasa bahwa tak ada seorang pun yang dapat membohongi Anda!

Hadapilah kenyataan bahwa Anda akan merasa kesal bila Anda mengetahui seseorang sedang membohongi Anda. 

Entah siapa kah dia, teman Anda, pasangan Anda, karyawan atau atasan Anda. 

Dengan mempelajari teknik-teknik tertentu Anda akan mengetahui maksud-maksud terpendam dari orang yang sedang mendekati Anda. 

Gunakanlah dengan baik teknik-teknik psikologis dalam bagian ini, agar semuanya terbuka untuk Anda!

AJUKAN SEBUAH PERTANYAAN!

Ada beberapa pertanyaan tertentu yang bisa Anda gunakan sebagai ‘lie detector’ pribadi. 

Kebanyakan orang akan ‘terdeteksi’ ketika di berikan pertanyaan-pertanyaan ini. 

Tapi tidak semua pertanyaan bisa dijadikan alat deteksi kebohongan. 

Beberapa pertanyaan justru akan mendorong timbulnya kebohongan baru. 

Contoh: seseorang hari kemarin pernah berjanji kepada Anda dan dia tidak datang, lalu hari ini dia berkata kepada Anda bahwa kemarin itu dia pergi untuk rapat di kantornya. 

Lalu Anda mungkin mengajukan pertanyaan: “Benarkah kamu kemarin ada rapat di kantor?” Jika dia memang jujur, maka dia akan menjawab “Ya” dan jika dia bohong pun, maka dia akan menjawab “Ya”  Jadi dengan pertanyaan ini tidak akan pernah memberikan keterangan apa-apa.

Nah, gantilah pertanyaan Anda menjadi pertanyaan yang berkaitan dengan pernyataannya. 

Contoh dalam kasus di atas Anda dapat bertanya: “Aku dengar, rapat kemarin itu dihadiri oleh komisaris perusahaan ya?” Setelah mengajukan pertanyaan ini Anda tinggal diam dan memperhatikan responnya.  

Pertanyaan ini membawa dirinya pada sebuah teka-teki nyata tentang suatu hal yang pernah atau tidak pernah dia alami. 

Jika dia menjawab saat itu ada komisaris, dia akan takut kalau ternyata jawabannya salah. 

Naluri Anda akan bisa menilai sendiri apakah perkataan dia benar atau sebuah kebohongan.  

Apapun jawabannya jika dia menjawab dengan keragu-raguan, bisa dipastikan bahwa dia memang sedang berbohong.

Jika dia memang sedang rapat, maka dia akan menjawabnya dengan tegas “Pak komisaris tidak ada kok, siapa yang ngasih tau kamu?”. 

Sebaliknya seorang pembohong akan menjawab dengan keraguan karena memang dia kemarin sedang tidak ada di sana.

Buatlah pertanyaan-pertanyaan ini secara pintar. 

Hanya ajukan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya ada dalam jangkauan pengetahuan Anda. 

Pastikan Anda memang tahu jawaban sebenarnya. 

Hal ini untuk menghindarkan kecurigaan orang tersebut kalo ternyata Anda hanya melakukan tes pada dirinya.

Untuk mengetahui kebenaran pernyataan seseorang, berikanlah sebuah fakta yang berkenaan dengan pernyataan tersebut. 

Buatlah sebuah pertanyaan dan lihatlah responnya.

INI SUNGGUHAN ATAU HANYA GERTAKAN?

Pernahkah Anda menemui sebuah gertakan? Kadang Anda tidak pernah mengetahui ini adalah ancaman atau hanya sebuah gertakan. 

Gertakan di sini bisa diartikan sebuah ancaman ‘tidak-nyata’ yang dilontarkan oleh orang lain kepada Anda dengan maksud agar Anda melakukan apa yang diinginkannya.

Mungkin Anda pernah menerima gertakan dari pacar Anda bahwa dia akan memutuskan hubungan bila Anda tidak jadi datang atau dari mitra kerja Anda yang mengancam akan berhenti bila Anda tidak memenuhi tuntutannya. Benarkah ancaman atau  hanya  gertakan  saja?  Ada  beberapa  teknik  khusus  untuk  membongkarnya. Dengan memahami teknik-teknik gertakan ini, siapa pun tidak akan bisa mengancam Anda dengan ancaman kosong!

Gertakan dapat diartikan sebagai sebuah kepura-puraan. 

Orang yang melakukannya akan berakting seperti dia sedang menolak sesuatu, padahal dia sangat menginginkannya atau sebaliknya. 

Bisa jadi dia tampil seakan tak peduli terhadap apa yang diinginkannya atau sebaliknya tampak peduli terhadap sesuatu yang dia tidak pedulikan sebelumnya. 

Orang yang menggertak umumnya memang berusaha menyembunyikan sesuatu dengan memberikan kesan palsu kepada lawan bicaranya.

Biasanya orang yang menggertak akan melakukan kebalikan dari apa yang sesungguhnya mereka rasakan. 

Mereka akan tampil seolah-olah sebagai seseorang yang percaya diri, padahal dia ragu. 

Juga sebaliknya, mereka akan tampak berakting seolah mereka sedang menimbang-nimbang sesuatu padahal mereka sedang yakin akan sesuatu. 

Satu hal yang membedakan penggertak dengan yang lainnya ialah mereka menunjukkan sikap yang berlebih-lebihan.

Contoh kasus:

Suatu waktu pacar Anda memberikan ‘ultimatum’ akan meninggalkan Anda kalau Anda memberikan sesuatu yang diinginkannya. 

Dia berkata akan pergi meninggalkan Anda jika Anda tidak memenuhinya. 

Ini gertakan atau sungguhan? Satu hal yang membedakannya Anda dapat melihat dari sikapnya dalam menunjukkan rasa percaya diri.  

Jika memang dia benar/sungguhan, maka dia TIDAK PERLU menunjukkan sikap percaya diri yang berlebih dan malah akan terlihat tampak tenang. 

Sebaliknya jika dia menunjukkan percaya diri yang berlebih, maka dia akan menonjolkan hal tesebut sebagai bentuk ‘konpensasi’ terhadap keragu-raguannya.

Baiklah dari contoh kasus di atas bila kita lihat secara logika bahwa wanita tersebut cenderung lebih menginginkan pacarnya untuk memenuhi keinginannya dibanding keinginannya untuk pergi. 

Atau bisa saja keinginannya untuk pergi meninggalkan pacarnya itu tidak ada sama sekali, dan walaupun dia melakukan kepergiannya,dia akan melakukannya dengan terpaksa sebagai pilihan terakhir  yang  mungkin akan disesalinya.

Sungguh jika hal tersebut hanyalah sebuah gertakan dan pacarnya itu ternyata memilih untuk tidak memenuhinya, hal ini menciptakan kondisi sulit bagi wanita tersebut. 

Sebuah keadaan yang sebetulnya tidak dia inginkan. Biasanya dalam kondisi ini orang yang menggertak akan menunjukkan sikap perubahan pendirian atau malah tidak akan melakukan apa-apa karena yang dia lakukan hanya gertakan.

Dalam kehidupan universal, tentunya kita menyadari bahwa sesungguhnya bukanlah orang-orang yang penuh percaya diri jika dia berusaha untuk menyombongkan diri. 

Justru dengan berusaha menunjukkan harga dirinya, dia sedang berusaha menutupi kekurangan yang ada pada dirinya. 

Orang-orang yang tenanglah yang sesungguhnya memiliki percaya diri, di mana dia memang tidak merasa perlu berusaha menunjukkannya. 

Dari pelajaran ini, bila nantinya ada seseorang yang mengatakan kepada Anda bahwa dia sedang percaya diri, sesungguhnya dia hanya menggertak saja dengan berusaha menutupi kepalsuan dirinya. Orang yang percaya diri tidak perlu mengemukakan sepatah kata pun yang menyatakan bahwa dirinya sedang percaya diri.

Orang yang sedang menggertak umumnya sedang tidak mempunyai kepercayaan diri dan dia sangat mudah terpengaruh akan pendapat orang lain tentang dirinya.

CARA MENEBAK PIKIRAN ORANG LAIN

Alangkah indahnya jika kita diberi kemampuan untuk membaca pikiran orang lain, tentu seakan dunia ada dalam genggaman kita. 

Seperti sudah pernah dijelaskan pada bagian-bagian sebelumnya, bahwa ada teknik jitu untuk mengetes kejujuran pemikiran orang lain:

Ajukan sebuah pertanyaan yang menyinggung pernyataannya, tapi BUKAN dengan menuduh. Lalu amati responnya dan Anda akan mengetahui sesuatu yang tersembunyi.

Sebagai contoh jika Anda sedang mencurigai teman Anda yang sedang melakukan korupsi, singgunglah perilakunya dan bukan dengan menuduh orangnya.  

Caranya dengan mencari momen yang santai Anda bisa mengajaknya bicara: “Eh tau nggak, kemarin di kantornya perusahaan temanku ada yang ketahuan korupsi lho?” Setelah mengajukan  pertanyaan  ini,  tunggulah reaksinya.  

Jika teman Anda tertarik untuk membahasnya dan menanyakan kepada Anda lebih lanjut, Anda boleh memastikan bahwa teman Anda ini tidak korupsi. 

Tapi jika ternyata teman Anda merasa risih dan berusaha menghindar dari pembahasan tentang hal ini, maka boleh jadi bahwa dia memang melakukan korupsi. 

Selain itu Anda dapat melihat gejala ini dalam gerak- gerik fisiknya. Cukup mudah untuk diperhatikan. Ajukan singgungan, bukan tuduhan.

Dengan melontarkan tuduhan “Kamu korupsi ?” tentunya hanya akan menempatkan dia pada posisi defensif dan justru malah menjauhkan Anda dari kebenaran. 

Tak seorang pun akan mengakuinya. Jika dia tidak korupsi, tentu dia akan menjawab tidak dan jika dia korupsi pun maka jawabannya akan tidak serta sangkalan-sangkalan lainnya.

Alternatif singgungan lain, Anda bisa meminta ide kepada dia. Misal Anda dapat bertanya “Di kantor temanku ada yang sering memanipulasi uang perusahaan, kira- kira kamu punya ide gak untuk mengatasi hal ini?” Jika dia tidak korupsi, maka dia akan dengan sangat senang menyampaikan ide-idenya. 

Sebaliknya jika dia korupsi, maka dia akan berusaha menghindari untuk menjawab pertanyaan ini.Atau bila menjawab pun hanya dengan jawaban singkat yang kosong dengan ide.

Silakan coba cara jitu ini pada kasus-kasus Anda lainnya. 

Buktikan bahwa metode ini benar-benar efektif!

TEKNIK MEMBACA PIKIRAN

Betapa nikmatnya bisa masuk ke pikiran orang lain dan mengetahui sesuatu yang ada di situ. 

Kita tidak perlu lagi dengan memberinya tuduhan. 

Sekali lagi saya jelaskan bahwa tuduhan hanyalah akan membuat orang lain malah lebih bersikukuh tentang apa yang pernah diucapkannya. 

Sebaliknya untuk dapat membaca pikiran orang lain,kita dapat menggunakan strategi meminta pendapat.

Untuk dapat membaca pikiran orang lain, mintalah pendapat/ide-nya dan kesankan bahwa Anda adalah orang yang terbuka dan obyektif terhadap sesuatu. 

Kadang kita dihadapkan kepada sebuah pernyataan seseorang, untuk mengetahui apakah benar pernyataannya ini adalah benar pikirannya bisa kita gunakan teknik pertanyaan tertentu. 

Kesalahan yang sering kita lakukan ialah dengan bertanya: “Betulkah apa yang kamu katakan?” atau “Kamu benar-benar yakin?”. 

Pertanyaan semacam ini hanya akan mengukuhkan pendapatnya saja dan menjauhkan Anda dari pikiran dia yang sebenarnya.

Untuk mendapatkan pemikiran dia yang sebenarnya Anda dapat meminta ide/pendapatnya tentang sesuatu. 

Ketika melakukan teknik ini, pastikan Anda menampilkan kesan bahwa Anda sejalan dengan pemikiran dia dan Anda juga terbuka terhadap masukan-masukan. 

Pada tahap  ini, dia tidak akan segan mengemukakan pendapatnya atau bahkan kritik-kritiknya terhadap sesuatu.

Dengan teknik ini akan keluar pikiran-pikiran alami yang ada dalam dirinya, karena sepenuhnya dia menganggap bahwa Anda menyadari tidak ada hal yang sempurna. 

Kesan ini akan membawa mereka pada keadaan jujur di mana mereka mengemukakan pendapat-pendapat yang murni dari pikiran mereka.

Pertanyaan umum untuk memancing pemikiran orang lain ialah: “Bagaimana jika hal ini kamu yang mengalaminya,apa yang kamu lakukan?” atau “Bagaimana seandainya kamu yang menghadapinya?”. 

Pertanyaan-pertanyaan ini akan jauh lebih efektif.