Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

RESEP KAKEK SUGIONO : SEMUA TENTANG HAID (MENSTRUASI)

SEMUA TENTANG HAID (MENSTRUASI)

Definisi Haid

Disebutkan  mengenai  pengertian  haid.  Menurut  bahasa,  haid berarti  sesuatu  yang mengalir.
Dan menurut arti  syara’  ialah  darah yang terjadi pada wanita secara alami, bukan karena suatu sebab, dan pada waktu tertentu.
Jadi  haid  adalah  darah  normal,  bukan  disebabkan  oleh  suatu penyakit, luka, keguguran atau kelahiran. Oleh karena haid adalah darah normal, maka darah tersebut berbeda sesuai kondisi, lingkungan dan iklimnya, sehingga terjadi perbedaan yang nyata pada setiap wanita.

Secara medis, keadaan haid atau menstruasi adalah proses alami yang dialami setiap wanita, yaitu terjadinya proses pendarahan yang disebabkan luruhnya dinding rahim sebagai akibat tidak adanya pembuahan.
Proses ini umumnya terjadi pada saat wanita memasuki usia 10-12 tahun.
Proses haid diiringi dengan keadaan keluarnya darah dari kelamin kewanitaan.
Dimana proses alamiah ini terjadi rata-rata sekitar selama 2 hari sampai 8 hari.
Darah yang keluar rata-rata sebanyak antara kisaran 10ml hingga 80ml per hari.
Adapun siklus haid yang normal adalah rata-rata selama 21-35 hari.



HAID PERTANDA MEMASUKI MASA SUBUR

Haid merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari  menarke  (mulainya  haid)  sampai terjadinya menopause (berhentinya haid).
Haid terjadi pada wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil.
Haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala (tiap bulan) dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi.
Periode ini penting dalam reproduksi.
Haid pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal), sebagai akibat  perubahan  hormonal  yaitu  estrogen dan progesteron.
Haid bisa menjadi salah satu pertanda bahwa seorang wanita sudah memasuki masa suburnya.
Karena secara fisiologis, haid menandakan telah terbuangnya sel telur yang sudah matang.
Haid merupakan bagian dari proses mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan.



SIKLUS HAID

Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya.
Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus haid (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus haid berikutnya.
Siklus haid berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan kakak beradik dan saudara kembar.
Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke (mulainya haid) dan sesaat sebelum menopause (berhentinya haid).



Lama haid biasanya antara 3–5 hari, ada yang 1–2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian ada yang 7–8 hari.
Jumlah darah yang keluar rata-rata + 16 cc, pada wanita yang lebih tua darah yang keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemia.

Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus.
Hal ini adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur.
Siklus dan lamanya haid bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender.
Dengan menggunakan kalender tersebut,  tandailah siklus haid setiap bulannya.
Setelah beberapa bulan bisa diketahui pola siklus haid, dan hal ini akan membantu dalam memperkirakan siklus yang akan datang.

Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya dengan demikian dapat diketahui siklus haid.
Setiap bulan, setelah  hari  ke-5 dari siklus haid, endometrium  mulai  tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.
Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi).
Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopi dan di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma.

Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (hari ke-1 siklus haid).
Perdarahan ini berlangsung selama 3 – 5 hari kadang sampai 7 hari.
Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.

FISIOLOGI HAID

Haid merupakan bagian dari proses mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan.
Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar di bawah otak depan, dan indung telur. 
Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal.
Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh jika wanita itu hamil.


Hormon memberi sinyal pada telur di dalam indungnya untuk mulai berkembang.
Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indungnya dan mulai bergerak menuju tuba falopii terus ke rahim.

Jika telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim, lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina.Periode pengeluaran darah dikenal sebagai periode haid, berlangsung selama 3-7 hari.
Jika seorang wanita menjadi hamil, haid bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya haid bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil.
Kehamilan dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan darah atau urin sederhana.

GEJALA YANG MENYERTAI HAID

Proses alamiah haid terjadi pada setiap wanita yang beranjak dewasa.
Proses haid diiringi oleh beberapa gejala yang terjadi pada tubuh.
Perubahan fisiologis dalam tubuh wanita secara berkala ini dipengaruhi oleh hormon reproduksi.
Keluarnya darah dari kelamin merupakan indikasi jelas pada proses haid.
Untuk beberapa kasus, terdapat gejala-gejala lain yang muncul seiring dengan proses haid, antara lain:

• Perut terasa mulas
• Mual
• Nyeri ketika buang air kecil
• Diiringi meriang atau demam dan peningkatan suhu tubuh
• Sakit kepala dan pusing
• Keputihan
• Radang pada v4gin4
• Gatal-gatal pada kulit
• Meningkatnya temperamen emosi
• Nyeri dan bengkak pada payudara



POLA MAKAN MEMPERNGARUHI SIKLUS HAID

Pola makan diyakini membawa pengaruh pada siklus haid.
Selain pentingnya pemilihan kandungan nutrisi dan asupan gizi, pola makan yang teratur dan baik memberikan banyak keuntungan serta kebaikan kepada tubuh secara menyeluruh ketika haid maupun ketika tidak haid.

Makanlah dalam porsi kecil dan lebih sering, agar tidak menyebabkan perasaan tidak nyaman pada perut namun tetap dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Konsumsi makanan yang sehat seperti buah- buahan segar, sayur, dan tinggalkan junk food dan makanan berlemak.

Hal penting lainnya adalah asupan nutrisi dan gizi.
Karena status kualitas dari asupan nutrisi dan gizi mempengaruhi kinerja kalenjar hipotalamus yang memiliki peran mengendalikan kelancaran siklus haid yang ada.



Bagaimanapun, lakukanlah pola makan secara teratur.
Apapun yang berlebihan akan berakibat tidak baik.
Makan terlalu sering ataupun makan terlalu jarang karena dalam diet yang ekstrim tidak memberikan kebaikan apapun pada tubuh.

Seperti halnya pola makan, jika terdapat ketidakseimbangan dalam pola asupan dan kualitas gizi, maka akan berpengaruh pada kelancaran siklus haid pula.
Bahkan ketidakseimbangan tersebut memberikan dampak pula pada terhentinya siklus sama sekali (amenorea).

NUTRISI PENTING KETIKA HAID

Penting bagi wanita untuk selalu mempertahankan pola makan yang sehat untuk mengurangi efek negatif yang sering dialami saat haid.

Berikut beberapa panduan mengenai asupan nutrisi dan gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi selama haid:


• Pada periode haid normal, wanita akan kehilangan darah sebanyak kurang lebih antara 10-80cc darah dalam sehari.
Sementara mereka yang mengalami haid yang lebih berat akan kehilangan darah lebih banyak.
Sehingga kehilangan cairan tersebut harus digantikan dengan minum air yang cukup.

• Sementara dalam darah yang terbuang terkandung zat besi yang sangat dibutuhkan tubuh.
Jika seseorang mengalami kekurangan zat besi maka gejala yang umum timbul berupa lelah,  pucat,  rambut rontok,  mudah marah,  lemah,  dan gangguan fungsi pertahanan tubuh.
Untuk mencegahnya, sebaiknya setiap wanita mecukupinya dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi.
Makanan yang banyak mengandung zat besi diantaranya daging, ayam, ikan, kacang-kacangan dan sereal.
Namun hati-hati karena ternyata daging dan produk dengan bahan dasar susu dapat meningkatkan produksi prostaglandin yang memicu nyeri.

• Keluhan lain yang sering dialami saat haid berupa konstipasi atau gangguan pencernaan.
Makanan yang dapat membantu mengurangi gejala tersebut adalah sayuran.

• Pastikan mengonsumsi kalsium yang cukup, setidaknya 1200 mg/hari.
Sumber kalsium yang baik ditemukan pada susu rendah lemak, kedelai atau susu beras, tofu, yogurt, brokoli dan salmon.
Kalsium dapat membantu mempertahankan tonus otot dan mencegah kram dan nyeri perut.
Konsumsi karbohidrat kompleks seperti roti gandum, buah segar dan sayuran.

Tingkatkan konsumsi magnesium dalam makanan sebanyak 200 mg/hari.
Makanan yang kaya akan magnesium terdapat pada kacang-kacangan, tofu.
Magnesium baik untuk mengoptimalisasi kapasitas tubuh dalam menyerap kalsium dan mengurangi kram perut

• Konsumsi vitamin E,  suatu antioksidan yang dapat mengatasi beberapa gejala pre haid dan juga memberi manfaat pada sistem sirkulasi.
Wanita membutuhkan 8 mg/hari. Makanan yang mengandung vitamin E termasuk alpukat, kuning telur dan hati.

• Makanlah makanan yang kaya akan vitamin B6 yang dapat membantu metabolisme protein dan sel darah merah dan telah dilansir dapat mengurasi depresi.
Sumber vitamin B6 diantaranya kentang, pisang, dan oatmeal. Kebutuhan akan B6 sebanyak 100 mg/hari.

• Pastikan Anda mendapat vitamin C dan zinc yang cukup, karena zat gizi tersebut merupakan pendukung kesehatan sel telur wanita dan sistem reproduksi.

Makanan yang perlu dihindari atau dikurangi konsumsinya :

• Mengurangi konsumsi garam dapat membantu mencegah perasaan kembung.

• Kurangi  konsumsi  kafein,  gula  dan  alkohol  karena  dipercaya  dapat  menghambat penyerapan kalsium dalam tubuh.

MACAM-MACAM GANGUAN HAID

Klasifikasi

Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam:

1.    Kelainan siklus : Amenorea, Oligomenorea, Polimenorea
2.    Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid: Hipermenorea atau menoragia dan Hipomenorea
3.    Perdarahan di luar haid : Metroragia

AMENOREA

Definisi

Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya haid pada seorang wanita.
Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause.

Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:

1. Amenorea primer, yaitu keadaan tidak terjadinya haid pada wanita usia 16 tahun.
2.     Amenorea sekunder, yaitu tidak terjadinya haid selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea/jumlah darah haid sedikit),atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus haid biasa.

Penyebab

Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:

• Pubertas terlambat
• Kegagalan dari fungsi indung telur
• Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)
• Gangguan pada susunan saraf pusat
• Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah haid, dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan v4gin4 normal

Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode k0ntr4sepsi.

Jika sebab-sebab tersebut bisa disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:

• Obat-obatan
• Stres dan depresi
• Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas
• Gangguan hipotalamus dan hipofisis
• Gangguan indung telur
• Penyakit kronik

Tanda dan Gejala

Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya haid pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan 5eksu4l sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan haid padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan haid. 
Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea.

OLIGOMENOREA

Definisi

Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus haid memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami haid yang lebih jarang daripada biasanya.
Namun, jika berhentinya siklus haid berlangsung lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.

Penyebab

Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus haid normal menjadi memanjang, sehingga haid menjadi lebih jarang terjadi.
Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid  pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause.
Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya haid pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh.

Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada:

• Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)
• Stres dan depresi
• Sakit kronik
• Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
• Penurunan berat badan berlebihan
• Olahraga berlebihan, misal atlit
• Adanya tumor yang melepaskan estrogen
• Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah haid
• Penggunaan obat-obatan tertentu

Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada beberapa kasus,dapat menyebabkan gangguan kesuburan.
Pemeriksaan ke dokter kandungan harus dilakukan ketika oligomenorea berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.

POLIMENOREA

Definisi

Ketika seorang wanita mengalami siklus haid yang lebih sering (siklus haid yang lebih singkat dari 21 hari), hal ini dikenal dengan istilah polimenorea.
Wanita dengan polimenorea akan mengalami haid hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.

Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia.
Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid.
Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.

Penyebab

Timbulnya haid yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan kekhawatiran pada wanita yang mengalaminya.
Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.

Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi (pelepasan sel telur)atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu siklus haid normal sehingga didapatkan haid yang lebih sering.

Gangguan keseimbangan hormon dapat terjadi pada:

• 3-5 tahun pertama setelah haid pertama
• Beberapa tahun menjelang menopause
• Gangguan indung telur
• Stress dan depresi
• Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
• Penurunan berat badan berlebihan
• Obesitas
• Olahraga berlebihan, misal atlit
• Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti  antikoagulan, aspirin, NSAID, dll

Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Penderita polimenorea harus segera dibawa ke dokter jika polimenorea berlangsung terus menerus.
Polimenorea yang berlangsung terus menerus dapat menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh akibat darah yang keluar terus menerus.
Disamping itu,polimenorea dapat juga akan menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena gangguan hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi (proses pelepasan sel telur).
Wanita dengan gangguan ovulasi seringkali mengalami kesulitan mendapatkan keturunan.

HIPOMENOREA

Definisi

Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.

Penyebab

Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.

METRORAGIA

Definisi

Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid.
Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.
Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun hanya berupa bercak

Klasifikasi

1.      Metroragia oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus, kehamilan ektopik.
2.      Metroragia diluar kehamilan

Penyebab

1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh, carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis, peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia), hormonal.
2.      Perdarahan fungsional:

• Perdarahan Anovulatoar, disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.

• Perdarahan Ovulatoar, akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.

Gangguan Lain yang Berhubungan dengan Haid

Pre Menstruation Syndrome (PMS)

Sindrom pre-menstruasi atau yang lebih dikenal dengan PMS (pre-menstruation syndrome) merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis dan emosi yang terkait dengan proses terjadinya siklus haid wanita.
Sekitar 80% - 95% wanita pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala pra-haid yang dapat mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya.

Gejala tersebut dapat diperkirakan. Acapkali terjadi secara teratur pada dua pekan periode sebelum haid.
Hal ini dapat hilang begitu dimulainya pendarahan, namun dapat pula berlanjut setelahnya.
Sebagian kecil dari kalangan wanita antara usia 20 hingga 35 tahun dapat mengalami sindrom pra-haid dengan sangat hebat pengaruhnya.
Terkadang mengharuskan mereka beristirahat dari kesibukan rutinitias hariannya.

Gangguan kesehatan berupa pusing,depresi,perasaan sensitif berlebihan.
Gejala tersebut terjadi sekitar dua pekan sebelum haid dan seringkali dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia produktif.

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya PMS, antara lain:

• Wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksemia).
• Status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum).

• Usia (PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30 - 45 tahun).
• Stres (faktor stres memperberat gangguan PMS).
• Diet (faktor  kebiasaan  makan  seperti  tinggi  gula,  garam,  kopi,  teh,  coklat,  minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS).
• Kekurangan zat-zat  gizi seperti kurang vitamin  B (terutama B6), vitamin E, vitamin  C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat.
Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS.
• Kegiatan fisik (kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS).

Ada 4 tipe PMS dan setiap tipe memiliki gejalanya sendiri:

1. PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil.
Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid.
Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron.
Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium.
Penderita PMS A sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.

2. PMS tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema (pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan  berat  badan  sebelum  haid.
Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain.
Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita.
Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada.
Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari.

3. PMS tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula).
Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung  berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan.
Hipoglikemia  timbul  karena  pengeluaran  hormon insulin dalam tubuh meningkat.
Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.

4. PMS tipe D (depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. B
Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari seluruh  tipe  PMS  benar-benar  murni  tipe  D.
PMS  tipe  D  murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya.
Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6).
Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.

Ada pula kram perut pada hari pertama atau satu hari menjelang datang bulan.
Banyak wanita yang mengeluh sakit perut atau tepatnya kram perut.
Gangguan kram perut ini tidak termasuk PMS walaupun ada kalanya bersamaan dengan gejala PMS.
Kram pada waktu haid atau nyeri haid merupakan suatu gejala yang paling sering.
Gangguan nyeri yang hebat, atau dinamakan dismenorea, seringkali sangat mengganggu aktivitas wanita, bahkan mengharuskan penderita beristirahat ataupun sampai meninggalkan pekerjaannya selama berjam-jam atau beberapa hari.

Dismenorea memang bukan PMS. Dismenorea primer umumnya tidak ada hubungannya dengan kelainan pada organ reproduksi wanita dan hanya terjadi sehari sebelum haid atau hari pertama haid.
Nyeri perut ini juga tidak ada hubungannya dengan PMS yang mulai terasa 10 -14 hari sebelum haid.
Gejala malah hilang begitu haid datang. Kalau dismenorea membaik atau bahkan hilang sama sekali setelah seseorang melahirkan, tidak demikian dengan PMS.
Wanita yang pernah melahirkan malah berisiko lebih tinggi menderita PMS.

Dismenorea

Pada umumnya wanita merasakan nyeri atau kram perut menjelang haid yang dapat berlangsung hingga 2-3 hari, dimulai sehari sebelum mulai haid.
Jika Anda telah mengalami nyeri haid ini sejak pertama kali haid, hal ini disebut dismenore primer, dan merupakan hal yang normal atau fisiologis.
Nyeri perut saat haid atau dismenorea yang dirasakan setiap wanita berbeda-beda, ada yang merasa sedikit terganggu namun ada yang merasa sangat terganggu hingga tidak dapat menjalankan aktivitas.

Nyeri perut bawah yang seringkali dirasakan menjelang haid sebenarnya wajar terjadi.
Namun bagaimanapun, sensasi nyeri haid yang ada dalam beberapa kasus merupakan kemungkinan akibat adanya gangguan dari sistem reproduksi wanita yang dikenal dengan istilah dismenore sekunder.

Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan keluhan serupa dengan nyeri haid diantaranya:

1. Endometriosis, yaitu suatu kondisi dimana jaringan yang melapisi uterus  (rahim) yaitu endometrium ditemukan diluar uterus.

2. Penyakit Radang Panggul, yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang dimulai dari uterus (rahim) dan dapat menyebar ke organ reproduksi lainnya.

3. Stenosis Serviks, kondisi ini dikenal juga sebagai penyempitan leher rahim. Gangguan ini sering disebabkan oleh adanya jaringan parut.

4. Tumor (fibroids), yaitu perkembangbiakkan dari dinding dalam uterus (rahim).

Kemudian bagaimana caranya untuk mengetahui nyeri haid yang dialami adalah tergolong nyeri haid yang normal atau bermasalah? Jika nyeri haid timbul lebih lama dari 2-3 hari dan terasa sangat berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, patut dicurigai adanya gangguan yang mendasarinya dan sebaiknya segera memeriksakan ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
Untuk sensasi nyeri yang dirasakan berlangsung selama kurang dari 2-3 hari, Anda tidak perlu khawatir.

Ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk mengurangi nyeri perut saat haid:

• Minum pereda nyeri berupa obat anti inflamasi yang memiliki kandungan seperti asam mefenamat atau ibuprofen.
Namun, hati-hati bagi mereka yang memiliki riwayat gangguan ginjal atau lambung.
Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anda.
Minum obat sesaat setelah makan dapat mencegah nyeri lambung.

• Tempatkan bantal hangat atau botol isi air hangat pada bagian punggung atau perut.
Mandi air hangat juga dapat mengurangi rasa nyeri.
• Istirahat jika diperlukan
• Hindari makanan yang mengandung kafein.
• Hindari merokok dan minum alkohol
• Menjaga berat badan tetap normal
• Pijat bagian punggung dan perut
• Lakukan olah raga secara teratur

Mastodinia atau Mastalgia

Mastodinia atau mastalgia adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi (penimbunan) air dan garam yang disertai hiperemia (kemerahan) didaerah payudara

Keputihan

Keadaan keputihan sering hadir bersamaan dengan kondisi haid.
Namun, pada dasarnya kondisi keputihan terjadi oleh 2 kategori.
Keputihan dapat timbul dari berbagai keadaan, yaitu secara fisiologis/normal dan secara patologis.
Kondisi yang dimaksud dengan keputihan fisiologis adalah keputihan yang normal terjadi akibat perubahan hormonal, seperti menjelang  atau  setelah  haid, stres,  kehamilan, dan  pemakaian kontrasepsi.
Sementara  keadaan keputihan  patologis adalah  keputihan
yang timbul akibat kondisi medis tertentu dengan penyebab tersering adalah akibat infeksi parasit/jamur/bakteri.
Dengan demikian jelas, bahwa keluarnya cairan v4gin4 setelah periode haid merupakan hal yang wajar ditemukan.
Selama cairan tersebut tampak bening (tidak berwarna), tidak berbau, tidak banyak, dan tidak menimbulkan keluhan seperti rasa gatal atau terbakar pada kemaluan, maka tidak perlu merasa khawatir.