Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENGETAHUAN HIV/AIDS : PERBEDAAN GEN MANUSIA MUNGKIN MEMPERCEPAT PENGEMBANGAN PENYAKIT HIV




Ada keragaman yang bermakna pada laju pengembangan penyakit HIV secara individu, dengan alasan masih belum dapat dipahami secara menyeluruh. Dua perbedaan genetik manusia mungkin menyediakan sebagian jawabannya. Hal ini berdasarkan penelitian oleh tim peneliti internasional yang diterbitkan dalam jurnal Nature Immunology edisi Desember 2007.

Walaupun pertahanan induk terhadap HIV terutama tergantung pada kekebalan yang diperantarai oleh sel (cell-mediated immunity/CMI), para penulis menulis sebagai latar belakang, “faktor penentu CMI pada manusia belum dipahami dengan baik.”

Untuk mencari jawaban lebih jauh mengenai faktor terkait dengan pengembangan penyakit HIV, para peneliti memeriksa unsur genetik dari lebih dari 3.500 Odha dan orang HIV-negatif yang sehat.


Hasil

•       Perbedaan gen mengodekan kemokin CCL3L1 dan koreseptor HIV CCR5mempengaruhi CMI pada Odha dan orang HIV-negatif.
Orang dengan kombinasi gen CCL3L1 dan CCR5 secara bermakna lebih mungkin mengalami penurunan tanggapan kekebalan dan penurunan sel CD4 yang lebih besar.
Genotipe CCL3L1/CCR5 dikaitkan dengan perubahan CMI pada orang HIV-negatif adalah serupa dengan mereka yang mempengaruhi risiko penularan HIV, viral load, dan pengembangan penyakit HIV.
Genotipe CCL3L1/CCR5 yang terdampak mengubah perjalanan klinis HIV yang tidak tergantung oleh dampaknya terhadap viral load dan CMI.
Variasi gen CCL3L1 dan CCR5 secara bersama-sama mengakibatkan 6% dari kemungkinan terhadap tingkat pengembangan penyakit, dibandingkan dengan 9% pada perbedaan viral load HIV.

Kesimpulan

Hasil ini menentukan CCL3L1 dan CCR5 sebagai faktor penentu utama terhadap CMI dan menunjukkan bahwa faktor induk ini mempengaruhi patogenesis HIV melalui dampaknya terhadap CMI dan mekanisme virus lain yang tidak tergantung pada cara masuk.

temuan ini mungkin mempunyai dampak terhadap perawatan Odha untuk lebih mampu memprediksi pengembangan penyakit HIV secara efektif. Dengan penelitian lebih lanjut, pekerjaan ini dapat menghasilkan tambahan tanda yang apabila dipakai bersamaan dengan viral load dapat menjadi indikator pengembangan HIV.