Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TIPE-TIPE KLINIS SCHIZOPHRENIA PADA UMUMNYA

TIPE-TIPE KLINIS SCHIZOPHRENIA PADA UMUMNYA



Schizophrenia biasanya dibagi menjadi 4 tipe, yaitu : simplex, hebephren, katatonik, dan paranoid.

Dalam hal ini masih terdapat permasalahan, yaitu apakah tipologi tersebut sifatnya kaku.  

Sebab,pada kenyataannya seringkali simptomnya berubah atau berpindah dari sati tipe ke tipe lainnya, misalnya mula-mula hebephren kemudian menjadi kataton, dan seterusnya.

1. TIPE SIMPLEX (DEMENTIA SIMPLEX)

Simptom utamanya adalah apati, yaitu seolah tidak memiliki kepentingan untuk diri sendiri. 

Bahkan, sering harus diberikan pengertian tentang hal-hal yang menjadi kebutuhannya. 

Penderita biasanya berkeinginan untuk berbaring, malas-malasan, jorok, tidur-tiduran, jarang mandi, motorik lamban, dan jarang berbicara. 

Sering berperilaku yang amoral, misalnya memaki-maki orang yang sedang lewat.

Individu pada waktu normal adalah anak yang baik, dimana prestasinya cukup baik, perilakunya menyenangkan. 

Hal tersebut terjadi karena individu tidak mempunyai cukup energi untuk menentang orang lain atau orang tua sehingga hanya bisa menurut. 

Energi lemahnya tersebut ditampilkan dalam bentuk apatis (kelesuan).

Individu tidak memiliki ambisi untuk mendapatkan pemuasan (tidak mau apa-apa), yang apabila dipaksakan untuk melakukan sesuatu seringkali muncul reaksi agresi (marah), dan apabila hal tersebut semakin dipaksakan maka biasanya individu akan jatuh sakit.

2. TIPE HEBEPHREN

Pada tipe ini terjadi disintegrasi emosi,dimana emosinya bersifat kekanak-kanakan, ketolol-tololan, seringkali tertawa sendiri kemudian secara tiba-tiba menangis tersedu-sedu.   

Terjadi regresi total,dimana individu menjadi kekanak-kanakan. 

Individu mudah tersinggung atau sangat irritable. 

Seringkali dihinggapi sindiran tajam dan menjadi marah meledak-ledak atau explosive tanpa sebab.

Pembicaraannya kacau, suka berbicara berjam-jam. 

Pada awal  gangguan seringkali komunikatif, tetapi lama-kelamaan komunikasinya menjadi tidak karuan (inkoheren), yang bahkan sampai akhirnya individu tidak komunikatif.

Terjadi halusinasi dan delusi yang biasanya sifatnya fantastis, misalnya : ada vampire yang menyedot darahnya, dan sebagainya.

Cara berpikirnya kacau. Hal tersebut terlihat dari cara berbicaranya yang tidak karuan.

Tulisan/Graphis yang dibuatnya bersifat kacau, dimana terjadi regresi, yaitu bersifat kekanak-kanakan.

3. TIPE CATATONIC 

Dibandingkan dengan tipe jenis schizophrenia lainnya, tipe catatonic ini serangannya berlangsung jauh lebih cepat.

Aktivitasnya jauh berkurang dibandingkan waktu normal. 

Pada individu terjadi stufor, dimana individu diam, tidak mau berkomunikasi, kalau berbicara suaranya monoton, ekspresi mukanya datar, makan dan berpakaian harus dibantu dan sikap badannya aneh yaitu biasanya tegang/kaku seperti serdadu dan biasanya dipertahankan untuk waktu yang lama. 

Catatonic stufor ini terdapat dua bentuk, yaitu 

(1) rigid, dimana badan  menjadi  sangat  kaku,  bisa  seperti  bentangan di  antara  dua  benda, 

(2) chorea-fleksibility, dimana badannya menjadi lentur seperti lilin dan posisinya dapat dibentuk.

Penderita schizophrenia catatonic yang parah biasanya ditempat tidur, tidak mau berbicara, jorok, makan-minum dipaksa, dan apabila mata terbuka biasanya akan terpaku pada satu titik, tidak berkedip, dan ekspresi kosong.

Perkembangan selanjutnya yaitu setelah beberapa minggu atau beberapa bulan, terjadi catatonic excitement dimana penderita menunjukkan suatu gerakan tertentu dalam waktu yang lama dan kemudian secara ekstrem berubah sebaliknya.   

Misalnya, berbaring menghadap tembok kiri dalam waktu yang lama dan kemudian menghadap tembok kanan.

Penderita bersikap negatif (negatifistic), dimana penderita tidak ada interest sama sekali terhadap sekelilingnya, tanpa kontak sosial, dan membisu dalam waktu yang lama.

4. SCHIZOPHRENIA PARANOID

Simptom utamanya adalah adanya delusi persecusion dan grandeur, dimana individu merasa dikejar-kejar. 

Hal tersebut terjadi karena segala sesuatu ditanggapi secara sensitif dan egosentris seolah-olah orang lain akan berbuat buruk kepadanya. 

Oleh karena itu, sikapnya terhadap orang lain agresif.

Delusi tersebut diperkuat oleh halusinasi penglihatan dan pendengaran, misalnya terlihat wajah-wajah yang menakutkan, terdengar suara mengancam, dan sebagainya sehingga timbul reaksi menyerang atau agresi karena terganggu. 

Hal-hal tersebut juga bisa mendorong penderita untuk membunuh orang lain atau sebaliknya bunuh diri, sebagai usahanya untuk menghindari delusi persecusion

Terdapat kecenderungan h0m053ksu4litas, dimana penderita laki-laki akan mengancam laki-laki dan penderita perempuan akan mengancam perempuan.

Adanya delusion of grendeur dapat menimbulkan delusion of persecusion, dimana individu menganggap orang lain cemburu kepada kepintarannya, kekayaannya, kepopulerannya, kecantikannya, kedudukan sosialnya, dan sebagainya.

Pada penderita timbul "Ideas of Reference", yaitu terjadi percampuran antara waham dan halusinasi dengan kecenderungan untuk memberikan impresi/nuansa pribadi terhadap segala kejadian yang dialaminya. 

Misalnya, suara klakson mobil di jalan depan rumah, dianggapnya sebagai terompet tanda penyerbuan terhadap dirinya segera akan dimulai.