Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

ORANG SUKSES PASTI MEMPUNYAI SIFAT MENDENGARKAN DAN DIDENGARKAN

ORANG SUKSES PASTI MEMPUNYAI SIFAT MENDENGARKAN DAN DIDENGARKAN




Ada sebuah papan bertuliskan : 

If wisdoms ways you would wisely seek, these five things observe with care of whom you speak, to whom you speak, how when, and where.

Dulu Saya pernah  berkonsultasi tentang hal sepele dengan seorang dosen yang juga businessman sukses. 

Di luar dugaan, beliau mau mendengarkan sebuah keluhan yang menurut saya tidak penting.

sikapnya yang saya lihat adalah dia masih mau mendengarkan dengan penuh perhatian dan tetap menjaga kontak mata dan body language nya begitu mengesankan dan menurut saya itu suatu hal yang positif seakan-akan orang yang berbicara adalah orang yang sangat penting.

ada perbedaan dengan beberapa dosen lainnya yang cenderung (maaf) meremehkan mahasiswanya, anomali ini tentu merupakan ketidakbiasaan. 

Ketika saya tanyakan, beliau menjawab :

"Listening is one of the most effective ways of learning what others value. 

When I listen to you, I learn what you value".

Katanya, ini adalah skill dan attitude yang mutlak dimiliki siapapun agar bisa memahami dan menghargai orang lain pada tingkat yang lebih tinggi.

Mendengarkan (listening) merupakan salah satu skill yang harus dimiliki siapapun tak cuma pemimpin bisnis atau pejabat pemerintah, tetapi juga kita sendiri. 

Mendengarkan bukan merupakan solo performance, melainkan circular connection yang saling  terkait.  

"I listen, you respond, you listen, I respond".

Seperti kita tahu, komunikasi merupakan proses penyampaian ide antara dua pihak yang berbeda. 

Agar berjalan dengan efektif, kita tak cuma harus menjaga apa yang kita ucapkan melainkan juga mendengarkan dengan engagement yang penuh .

Dosen itu juga berpesan,   

"When its obvious were not being heard , its time to listen, time to deliver the message differently".

Dalam  dunia  bisnis,  kemampuan mendengarkan menjadi sangat krusial.

Seorang pemimpin (leader) bertanggung jawab terhadap kinerja dan hasil dalam suatu organisasi. 

Sukses tidaknya seorang leader dipengaruhi oleh sebarapa efektif ia memobilisasi orang-orang di sekitarnya dengan misi, visi, nilai yang diemban organisasi, serta bagaimana orang-orang tersebut mendengar customer dengan baik.

Dengan itu kita juga akan mendapatkan feedback positif yang berguna bagi pertumbuhan dan produktivitas. 

Mendengarkan orang lain memang penting. Tetapi bagaimana kita mendengarkan hati kita "our inner self", juga tak kalah penting. 

Semakin tinggi intelektualitas seseorang semakin mudah mengabaikan bisikan hati kita. 

Makin sering kita mengabaikan, makin mudah kita menjadi seorang yang ignorant.

Kenapa bangsa ini terpuruk tak karuan? 

Kenapa bangsa ini mulai  kehilangan nilai-nilai ketimurannya? 

Barangkali karena kita terlalu banyak  berbicara dan bukannya mendengarkan orang-orang di sekeliling kita dan memperhatikan apa-apa yang ada di sekitar kita.

Mungkin inilah  saatnya  untuk  mulai  belajar  menghargai orang  lain. Belajar mendengarkan orang  lain.