HUBUNGAN PIKIRAN DAN SIKAP UNTUK MENUNJANG KESUKSESAN
HUBUNGAN PIKIRAN DAN SIKAP UNTUK MENUNJANG KESUKSESAN
Jika Anda berpikir bahwa penampilan maupun kemampuan Anda berada di bawah orang lain, maka sikap Anda akan minder.
Jika pikiran Anda mengatakan bahwa Anda memiliki potensi yang sama dengan orang lain, maka Anda akan percaya diri.
Orang yang malas memliki pikiran bahwa kekurangan dia sudah takdir sehingga dia akan tetap miskin meskipun telah berusaha.
Sedangkan orang yang rajin berpikiran bahwa kita harus berusaha dulu baru kemudian tawakal atau menyerahkan kepada takdir.
Karena memang Allah memerintahkan demikian, usaha dulu baru tawakal.
Jika Anda berpikiran bahwa kegagalan itu memalukan dan kegagalan adalah akhir segalanya, maka Anda akan merasa ketakutan saat melakukan sesuatu.
Lain lagi jika berpikir bahwa gagal adalah suatu pembelajaran dan menganggap masih ada kesempatan lain, maka Anda akan menjadi orang yang berani.
Sikap pesimis disebabkan oleh pikiran bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan.
Sikap pesimis juga karena merasa sudah ditakdirkan miskin, sikap pesimis juga karena berpikir bahwa keadaan disekililing tidak mendukung.
Sebaliknya sikap optimis muncul karena dalam pikiran dia mengatakan bahwa segala sesuatu bisa dipelajari, siapa tahu besok lusa Allah akan memberi rezki, dan bagaimana pun keadaannya masih ada yang bisa sukses, termasuk dirinya.
Pernah ada orang yang tidak menjalankan bisnisnya karena tidak memiliki contoh produk. Inilah orang reaktif, orang yang kalah dengan alasan.
Sementara ada orang lain yang bisa mengusahakan contoh produk, dia mencari, meminta, meminjam, atau membeli. Dia berpikir bahwa setiap alasan selalu ada solusinya. Inilah orang proaktif.
Pikiran menghasilkan sikap, sikap menghasilkan kebiasaan, kebiasaan menghasilkan karakter atau akhlaq, dan akhlaq menentukan nasib Anda.
Jadi nasib Anda ditentukan oleh pikiran Anda (selain oleh kehendak Allah).
Jadi jika ingin nasib Anda baik, perbaikilah pikiran Anda.